Minggu, 29 Januari 2012

Serie A Pekan 20 : Juventus 2-1 Udinese

Pada giornata ke-20 Serie A Juventus menjamu Udinese di stadion Juventus Arena, Minggu (29/1/2012) dini hari WIB. Bermain di guyuran salju Juventus berhasil mengalahkan Udinese dengan skor 2-1. Dengan hasil ini sudah cukup bagi si Nyonya Tua untuk mengokohkan posisi mereka sebagai Capolista dengan nilai 44.

Juve langsung tampil menggebrak begitu laga dimulai. langsung mendapat peluang saat babak pertama baru berjalan dua menit ketika Estigarribia menguasai bola dari umpan terobosan Fabio Quagliarella,dan berhasil lolos dari penjagaan bek Udinese dan merangsek ke kotak penalty yang kemudian melepaskan tembakan. Namun, kiper Udinese, Samir Handanovic, cepat keluar dari sarangnya dan berhasil menghalau tembakan Estigarribia. Menit ke-13, sundulan Chiellini dari sebuah sepak pojok masih mampu diredam oleh Handanovic.

Melalui sebuah skema serangan balik, pada menit ke-14 Di Natale mampu melepaskan tendangan keras ke arah gawang Juventus namun kiper Gianluigi Buffon dengan sigap menghalaunya. Hanya berselang dua menit kemudian, Buffon kembali melakukan penyelamatan fantastis dengan menangkal bola tembakan Pablo Armero dari dalam kotak penalti ke pojok gawang.

Memasuki menit ke 20, Giaccherini yang melakukan penetrasi ke jantung pertahanan Udinese. Tapi sayang usahanya hanya menghasilkan tendangan penjuru. Begitu juga dengan peluang Matri di menit ke 23 lewat serangan balik. Matri yang telah berhadapan langsung dengan kiper, ternyata masih bisa dihalau Handanovic. Pada menit ke- 29 giliran Quagliarella yang mencoba mengancam gawang Udinese namun arah tendangannya masih melebar.

Pada menit ke 34, Lichtsteiner gagal memanfaatkan dengan baik umpan dari Quagliarella. Bek Swiss itu tinggal berhadapan dengan Handanovic, tapi pergerakannya yang terbilang terlalu lama mampu diblok dengan baik oleh pertahanan Udinese.

Alessandro Matri mampu memecah kebuntuan saat babak pertama memasuki menit ke-42. Gol berawal dari bola liar hasil tandukan Quagliarella yang sempat ditepis Handonovic dan berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Matri untuk menjadi gol. Kedudukan 1-0 untuk keunggulan Juventus bertahan hingga babak pertama usai.

Selepas turun minum Udinese berusaha untuk mencetak gol penyeimbang. Pada menit ke-53 Di Natale mendapatkan peluangnya melalui serangan balik. Tapi tendangan Di Natale masih melebar dari gawang Buffon. Akhirnya pada menit ke-56 gol penyeimbang pun tercipta. Gol berawal dari serangan cepat yang dipimpin oleh Mauricio Isla. Setelah berhasil mendekati kotak penalti Juve, Isla menyodorkan bola kepada Antonio Floro Flores. Tendangan melengkung dari Floro Flores gagal diantisipasi oleh Buffon yang membuat bola bersarang di sisi kiri gawang Juve.

Tak lama berselang tepatnya pada menit ke- 62, Juventus kembali unggul melalui Matri. Bermula di sektor kiri pertahanan Udinese, Vidal mengirimkan umpan lambung ke Claudio Marchisio, yang langsung memberikan bola ke Matri dengan tumitnya. Walau mendapat kawalan dari bek Udinese,namun Matri masih bisa melepaskan tendangan mendatarnya yang gagal diantisipasi Handanovic.

Dalam keadaan tertinggal, tim tamu keluar menyerang dan memberikan tekanan untuk barisan pertahanan tuan rumah. Namun, Juve langsung menutup ruang bagi Udinese untuk mengembangkan permainannya dan memastikan kemenangan 2-1.

Susunan Pemain :

JUVENTUS: Buffon; Barzagli, Bonucci, Chiellini; Lichtsteiner (De Ceglie 82), Vidal, Pirlo, Giaccherini, Estigarribia (Pepe 64); Matri, Quagliarella (Marchisio 61).
Pelatih: Conte

UDINESE: Handanovic; Ferronetti, Danilo, Domizzi (Batocchio 73); Basta, Isla (Pereyra 85), Fernandes, Armero, Pasquale; Abdi (Floro Flores 46); Di Natale.
Pelatih: Guidolin

Wasit: Valeri
Kartu Kuning: Fernandes 19, Vidal 25, Giaccherini 34, Ferronetti 51, Isla 53, Armero 89.

Read More......

Sabtu, 28 Januari 2012

Juventus Resmi meminjam Caceres


Setelah lulus dari tes medis di Turin pada hari Jumat (27/1/2012) dan menyelesaikan proses administrasi kepindahannya, Martin Caceres resmi bergabung dengan Juventus sebagai pemain pinjaman dari Sevilla selama enam bulan.

Dari sebuah pernyataan di situs resminya, Juventus akan membayar € 1.5 juta euro untuk meminjam Caceres selama enam bulan dengan opsi kepemilikan penuh Caceres dengan membayar € 8 juta pada musim panas nanti jika Juventus berhasil mengakhiri musim 2011/12 di posisi 6 besar. Sedangkan jika Juventus finish di luar posisi 6 besar, nilai mempermanenkan Caceres akan turun menjadi € 6.5 juta. Tetapi jika klub tidak mengambil pilihan itu, mereka bertanggung jawab untuk membayar denda kepada Sevilla sebesar € 1,5 juta.

Bermain di Juventus bukanlah hal yang baru bagi Caceres. Sebelumnya, Full-back Uruguay ini pernah memperkuat Juventus pada musim 2009/2010 dengan status pinjaman dari Barcelona .

Read More......

Rabu, 25 Januari 2012

Persembahan Gol Del Piero Untuk Gianni Agnelli

Alessandro Del Piero mempersembahkan gol yang dicetaknya saat Juventus menaklukan AS Roma untuk mendiang Gianni Agnelli. Sang Kapten mencetak gol kedua Juventus dari luar kotak penalti di menit ke-30. Setelah menguasai bola beberapa saat, Del Piero melepaskan tendangan melengkung ke arah pojok kanan atas gawang Maarten Stekelenburg. Gol indah itu tercipta bertepatan dengan peringatan sembilan tahun meninggalnya Gianni Agnelli, mantan Presiden Kehormatan Juve.

"Saya pikir dia pasti akan mengomentarinya dengan salah satu kutipan legendarisnya," kata pria 37 tahun itu. Itu adalah gol yang bagus dan saya senang bisa mencetaknya pada hari spesial dalam sejarah klub. Tidak mencetak gol sampai hari ini tidak membuat saya cemas, tapi sekarang aku sudah sedikit terbebas dari beban itu, karena baik saya dan banyak penggemar telah menunggu untuk gol ini. "

"Saya sangat senang dapat kembali mencetak skor, karena gol tidak terjadi hanya dalam sekejap saja tapi seiring dengan performa yang baik, melakukan banyak pergerakan dan pertukaran dengan rekan setim, Saya ingin bermain dengan baik, bisa lolos ke babak berikutnya, dan kemudian bisa mencetak gol lagi. "tambah Striker itu veteran itu.

Del Piero juga merasa senang dengan suasana Juventus stadium yang sangat gegap gempita oleh para pendukung Bianconeri setia: "Ya, itu sangat bagus untuk memainkan laga perempat final di stadion ini. Kedekatan pendukung merupakan dukungan yang luar biasa bagi kami. Secara pribadi, aku senang, tetapi tes malam ini tidak akan banyak berubah sejauh yang saya khawatirkan. Aku akan terus mempersiapkan diri untuk yang terbaik, seperti biasanya, seperti juga rekan-rekan. Kita semua mempunyai tujuan yang sama dengan komitmen yang hebat. " pungkasnya.

Musim ini Del Piero baru bermain sebanyak 13 kali di Seri-A dan hanya ditiga pertandingan saja dia dimainkan sejak menit pertama. Sisanya hanya bermain sebagai pemain pengganti.

Read More......

Coppa Italia : Juventus 3-0 Roma

Juventus melenggang ke semi final Coppa Italia setelah menang telak 3-0 atas AS Roma, di hadapan ribuan Juventini yang memadati Juventus Stadium. Juventus langsung tampil menekan begitu wasit meniup peluit tanda dimulainya babak pertama. Bermain di depan ribuan Juventini membuat anak asuh Antonio Conte tampil sangat bersemangat di perempat final Coppa Italia melawan AS Roma.

Juventus unggul cepat saat laga baru berjalan enam menit, bola terobosan dari Andrea Barzagli berhasil disambut oleh Emanuele Giaccherini, yang kemudian melepaskan tembakan tanpa bisa dijangkau oleh Maarten Stekelenburg. Gol ini membuat Juventus unggul cepat 1-0.

Gol ini membuat Roma tertekan. Meski para pemain AS Roma berusaha mendominasi penguasaan bola dengan umpan dari kaki ke kaki. Menit ke-16, sepak pojok Pjanic berhasil disundul oleh Kjaer. Namun, sundulannya masih tinggi diatas gawang Juventus yang dikawal oleh Storari.

Pada menit ke 30, legenda hidup Juventus, Alessandro Del Piero beraksi. Menerima umpan dari sundulan Marco Boriello, Berawal dari tendangan gawang yang dilepaskan Storari, bola disundul Borriello yang mengarah ke kaki Del Piero. Dengan dua sentuhan, Del Piero langsung menghujam bola dari jarak jauh dan bersarang mulus ke sudut atas kanan gawang Roma. Pada menit ke-39 Juventus nyaris mencetak gol ketiganya namun sepakan Estigarribia dari sisi kiri kotak penalti masih melebar.

Hingga babak pertama berakhir, kedudukan masih tetap 2-0 untuk keunggulan Juventus.
Mengawali babak kedua, Juventus kembali menekan AS Roma. Menguasai lini tengah, Juventus mengancam gawang AS Roma di menit ke 52 melalui umpan Marcelo Estigarribia ke Borriello di gawang Roma. Beruntung, Stekelenburg bergerak cepat mengamankan bola dari kaki Borriello.

Roma bukan tanpa peluang. Pada menit 63 I Lupi mendapat peluang bagus melalui Fernando Gago. Pria asal Argentina ini mendapat bola dari Erik Lamela, dan melepaskan tendangan setengah voli, namun arah bola belum tepat sasaran karena melebar ke sisi kiri gawang tim tuan rumah.

Pada menit ke- 68. Erik Lamela tertangkap basah menendang Giorgio Chiellini yang tanpa bola, sehingga wasit Luca Banti menghadiahi kartu merah. Walau bermain dengan 10 pemain Roma tetap tampil menyerang dan langsung mendapat peluang di menit ke-70 melalui Fabio Borini tetapi sepakan jarak jauhnya masih melambung tinggi diatas gawang Juventus.

Menit ke-78, kesalahan fatal Taddei nyaris berbuah gol ketiga Juventus. Ketika menerima umpan pendek dari Stekelenburg, ia terpeleset. Estigarribia mengejar dan memberikan umpan silang mendatar ke kotak penalti. Quagliarella yang tak terkawal di kotak penalti menendang bola tersebut. Namun, tendangannya masih membentur tiang gawang.

Pada penghujung laga Juventus kembali menambah keunggulan setelah Simon Kjaer yang bermaksud menghalau bola umpan silang Quagliarella tetapi malah mengubah arah bola dan masuk ke gawang sendiri. Gol bunuh diri Kjaer yang sekaligus gol ketiga untuk Juventus menjadi gol penutup pada pertandingan ini. Dengan hasil ini maka Juventus berhak untuk melaju ke babak semifinal Coppa Italia.

Susunan Pemain:
JUVENTUS :Storari; Bonucci, Barzagli, Chiellini; Lichtsteiner, Marrone, Pirlo, Giaccherini (Krasic 88), Estigarribia; Borriello (Matri 63), Del Piero.
Pelatih:: Conte.

ROMA:Stekelenburg; Taddei, Heinze, Kjaer, Josè Angel; Simplicio (Greco 67), Gago, Pjanic; Totti (Perrotta 72); Bojan (Borini 58), Lamela.
Pelatih: Luis Enrique.

Wasit: Banti
Kartu Kuning: Estigarribia 9, Pjanic 39, Simplicio 66, Totti 72, Krasic 89
Kartu Merah: Lamela 68

Read More......

Senin, 23 Januari 2012

Juventus Juara Musim Dingin Yang Ke- 25

Titel sebagai 'Juara Musim Dingin' adalah selalu penting. Dan Juventus meraihnya kembali untuk pertama kalinya dalam enam tahun terakhir. Fabio Capello adalah manajer Bianconeri terakhir yang melakukannya, dengan memenangkan gelar Scudetto 2006 setelah menjadi juara paruh musim.

Antonio Conte telah mencapai target penting yang, di masa lalu, pernah dicapai oleh para pendahulunya. Kemenangan 2-0 atas Atalanta di Bergamo menjadikan Juventus meraih Campione De’ Inverno yang ke 25 kalinya dalam sejarah klub.

Dari 24 kali gelar 'Juara Musim Dingin' yang pernah dicapai oleh Juventus, 18 kali diantaranya mampu dipertahankan Bianconeri sampai akhir musim dan sukses meraih Scudetto, yaitu pada musim:, 1930-1931 1932-1933, 1949-1950, 1951-1952, 1957-1958, 1959-1960, 1971-1972, 1972-1973, 1974-1975, 1976-1977, 1977 / 78, 1983/84, 1985/86, 1994/95, 1996/97, 1997/98, 2004/05 dan 2005/06.

Sebaliknya, Juventus pernah gagal meraih Scudetto diakhir musim di enam kesempatan lainnya:, 1935-1936 1946-1947, 1953-1954, 1962-1963, 1975-1976 dan 1999-2000.

Ini adalah sinyal penting prestasi lainnya bagi Juventus, yang datang hanya satu minggu setelah Conte memecahkan rekor tak terkalahkan Juventus dalam 17 pertandingan secara beruntun sejak 62 tahun yang lalu. Kemenangan kemarin membuat La Vecchia Signora memperpanjang rekor tak terkalahkan menjadi 19 pertandingan berturut-turut.

Read More......

Minggu, 22 Januari 2012

Serie A Pekan 19 : Atalanta 0-2 Juventus

Juventus memastikan diri menjadi Campione d’Inverno atau juara paruh musim Serie A setelah mengalahkan Atalanta dengan skor,0-2, di Atleti Azzurri d’Italia, Minggu dini hari, 22 Januari 2012. Dengan hasil ini maka Bianconeri unggul 4 poin dan ta akan akan terpegaruh dengan hasil apapun yang diraih atas rival terdekatnya, AC Milan yang baru akan bertanding dengan Novara malam nanti.

Juventus tampil agresif sejak menit awal dan bermain dengan tempo tinggi. Terbukti pertandingan baru berjalan 3 menit sebuah kerjasama Simone Pepe dan Alessandro Matri sudah membahayakan gawang Atalanta. Namun, sepakan Matri menyambut umpan dari Pepe masih melambung di atas mistar gawang.

Pada menit ke- 8, giliran Pepe yang mendapatkan peluang emas. Menerima umpan dari Claudio Marchisio, Pepe yang berada di sisi kiri pertahanan Atalanta melepaskan tendangan ke arah tiang jauh namun, tendangannya masih melenceng tipis.

Juventus mempunyai dua peluang berturut-turut di menit ke 11 dan pada menit ke-12, namun tendangan Matri hasil dari skenario tendangan bebas masih terbentur tiang. Begitu juga tendangan keras Mirko Vucinic, masih bisa diselamatkan oleh penjaga gawang Atalanta, Andrea Consigli.

Memasuki menit ke- 20 Atalanta ganti melakukan tekanan kepada pertahanan Bianconeri. Di mana beberapa peluang tercipta dari Moralez dan Michele Ferri namun masih mampu diredam oleh lini pertahanan Juventus.

Tandukkan Paolo De Ceglie menit ke- 37 masih belum menghasilkan gol karena arah bola masih terbang jauh di atas mistar gawang Atalanta. Setelah itu giliran Atalanta yang mendapatkan peluang pada menit ke- 39 melalui Maximiliano Moralez, namun sepakannya masih bisa diblok. Tak berapa lama kemudian tendangan keras Pepe di menit ke- 40 masih mampu ditepis Consigli.

Sebuah ancaman kembali datang dari Atalanta melalui German Denis pada menit ke-41 namun arah bola masih melebar di sisi gawang Juve. Tiga menit sebelum turun minum, Arturo Vidal melepaskan tendangan keras terarah dari luar kotak penalti. Namun lagi-lagi keberuntungan belum menaungi Juventus karena sepakan Vidal tersebut masih membentur mistar gawang. Juventus pun sempat kesulitan membongkar pertahanan Atalanta sepanjang babak pertama meski lebih banyak menekan. Hingga turun minum kedudukan masih sama kuat 0-0.

Saat pertandingan babak kedua baru berjalan satu menit Matri kembali mendapatkan peluang untuk mencetak gol. Namun, kali ini tendangannya masih melenceng tipis di sebelah kiri gawang Atalanta.

Juve akhirnya membuka keunggulan ketika pertandingan memasuki menit ke-54. Umpan lambung yang dilepaskan Andrea Pirlo melewati barisan pertahanan Atalanta dan akhirnya disambut dengan sundulan oleh Stephan Lichtsteiner yang berada di dalam kotak penalti. Skor berubah menjadi 1-0.

Unggul 1-0 membuat Juve tampil lebih tenang. Matri sempat mendapatkan beberapa peluang lagi. Namun, lagi-lagi ia gagal mengkonversikannya menjadi gol.

Petaka buat Juventus, ketika Pepe yang bermain agresif pada pertandingan ini harus ditandu keluar akibat ditekel oleh pemain Atalanta. Conte terpaksa menggantinya dengan Luca Marrone di menit ke 69.

Menit ke- 75 lewat beberapa serangan yang diciptakan oleh Atalanta, nyaris saja membuat keadaan menjadi imbang, andai saja tendangan salto dari Denis tak mampu ditahan Buffon.

Gol kemenangan Bianconeri akhirnya hadir di menit ke 81, kali ini lewat perpaduan pemain mudanya. Umpan lambung Marrone mampu dikonversi dengan baik oleh Giaccherini yang lolos dari jebakan offside dan menceploskan bola tanpa kesulitan berarti. Skor 0-2 untuk keunggulan si Nyonya Tua.

Selama 90 menit pertandingan Juventus sangat mendominasi dengan pengauasaan bola sebesar 63 % dengan 17 kali tembakan dan 8 diantaranya mengarah ke gawang berbanding 37% milik Atalanta yang melakukan 8 kali tembakan dan 5 kali mengarah ke gawang.

Susunan Pemain :

ATALANTA: Consigli; Raimondi, Ferri, Manfredini, Peluso; Schelotto (Ferreira Pinto 77), Cigarini, Padoin, Bonaventura (Marilungo 62); Moralez (Gabbiadini 83), Denis.
Pelatih: Colantuono

JUVENTUS:Buffon; Lichtsteiner, Barzagli, Chiellini, De Ceglie; Vidal, Pirlo, Marchisio (Giaccherini 46); Pepe (Marrone 64), Matri, Vucinic (Bonucci 86).
Pelatih: Conte

Wasit: Celi

Kartu Kuning: Lichtsteiner 51, Marilungo 67

Read More......

Senin, 16 Januari 2012

Serie A Pekan 18 : Juventus 1-1 Cagliari

Juventus ditahan imbang 1-1 saat menjamu Cagliari di Stadion Juventus Arena, dalam pertandingan lanjutan kompetisi Seri A Italia, Minggu (15/1/2012) malam WIB.

La Vecchia Signora langsung bermain menyerang sejak menit pertama, serangan demi serangan mereka lancarkan dan sangat membahayakan gawang Cagliari. Hasilnya, 'Si Nyonya Tua' langsung unggul cepat melalui tendangan Mirko Vucinic kala pertandingan babak pertama baru bergulir tujuh menit.

Gol berawal dari Stephan Lichtsteiner yang menusuk dari sayap kanan,memberikan umpan ke Vucinic yang langsung menembakkan bola ke pojok kiri gawang Cagliari dan tak mampu dijangkau oleh kiper Michael Agazzi.

Juventus hampir menggandakan kedudukan di menit ke-13. Kesalahan yang dibuat Alessandro Agostini langsung dimanfaatkan Matri. Tapi sepakan Alessandro Matri dari luar kotak pinalti hanya nyaris menerpa gawang.

Tim tamu mulai memberikan perlawanan serius, yang ditandai tembakan Ekdal pada menit ke-18, yang melesat keluar lapangan, setelah mengenai seorang pemain lawan. Menit ke-21 Juventus kembali berada dalam ancaman. Cossu yang mendapat bola dari Radja Nainggolan langsung memberikan umpan silang kepada Davide Astori, namun sepakannya tidak menemui sasaran.

Menit ke-38 giliran Juve kembali menyerang. Lewat umpan Vucinic di sisi kanan pertahanan Cagliari, Simone Pepe langsung menyambutnya dengan sundulan, namun bola tepat mengarah ke Agazzi. Aksi saling serbu terus terjadi, tetapi angka 1-0 di papan skor tak berubah, sampai peluit turun minum berbunyi.

Babak kedua yang berjalan dua menit, Juve dikejutkan oleh gol balasan Cagliari yang dicetak oleh Andrea Cossu dengan tendangan kerasnya dari luar kotak Pinalti yang tak mampu dijangkau oleh Buffon. Skor pun berubah menjadi 1-1.

Juve yang tak mau menerima hasil seri ini pun terus menggempur pertahanan Cagliari. Matri nyaris membawa Juve berbalik memimpin di menit ke-51. Sayang, tandukannya dari jarak dekat masih melebar tipis di sisi kiri gawang Cagliari.

Demikian pula dengan tandukan Arturo Vidal di menit ke-63 usai memanfaatkan umpan Claudio Marchisio, arahnya juga belum menemui sasaran.

Begitu juga pada menit ke-80. Lewat umpan Andrea Pirlo disayap kanan, Alessandro Del Piero menyambutnya dengan sundulan, namun Agazzi tampil apik dengan menyelamatkan bola tersebut.

Pada lima menit masa injury time, Juventus terus melakukan tekanan dan beberapa kali membuat peluang emas. Umpan matang Marco Borriello kepada Milos Krasic yang tak terkawal namun tak mampu dimanfaatkan dengan sempurna oleh Krasic. Sundulan Vidal menerima umpan crossing dari Paolo De Ceglie juga masih melambung di atas gawang Agazzi. Hingga peluit akhir dibunyikan skor 1-1 bertahan. Walaupun hanya meraih hasil imbang namun cukup membuat 'Si Nyonya Tua' menggeser Milan dari puncak klasemen sementara.

Susunan Pemain :

JUVENTUS: Buffon; Lichtsteiner, Barzagli, Bonucci, De Ceglie; Vidal, Pirlo, Marchisio; Pepe (Del Piero 66), Matri (Krasic 71), Vucinic (Borriello 82).
Pelatih: Conte

CAGLIARI: Agazzi; Pisano, Canini, Astori, Agostini; Dessena, Nainggolan, Ekdal; Cossu (El Kabir 74); Larrivey (Ariaudo 71), Ibarbo.
Pelatih: Ballardini

Wasit: Guida di Torre Annunziata
Kartu Kuning: Cossu 38, Matri 50, Barzagli 73, Dessena 91

Read More......

Rabu, 11 Januari 2012

Borriello : "Saya akan bertarung seperti singa untuk Juventus"

Dalam konferensi persnya yang pertama sebagai pemain Juventus, Marco Borriello meyakinkan keraguan fans Juventus bahwa dia akan "bertarung seperti singa" untuk si Nyonya Tua. Borrielo didatangkan dari Roma sebagai pemain pinjaman dengan biaya € 500.000 dengan opsi kepemilikan secara utuh di musim panas seharga € 8m.

Sebelumnya beberapa pendukung Bianconeri membentangkan spanduk disalah satu sektor stadion pada saat pertandingan tandang Juventus melawan Lecce pada hari Minggu (8/1/2012) yang berbunyi: " Borriello, tentara bayaran tanpa kehormatan atau martabat '' dikarenakan pemain tersebut dikabarkan pernah menolak pindah dari Milan ke Juventus.

"Saya tidak bisa menyangkal bahwa aku sedih dengan itu. Saya sangat menghormati fans. Yang bisa saya katakan adalah bahwa saya selalu bertindak jujur dan dengan cara yang bermartabat, di lapangan dan dalam kehidupan pribadi saya, " ungkapnya.

"Spanduk merupakan hasil dari informasi yang salah dari satu setengah tahun yang lalu," katanya, "Aku tidak menolak Juventus.

"Sampai dengan Agustus 29 saya adalah salah satu pemain pilihan pertama di Milan, kemudian Zlatan Ibrahimovic tiba pada 30 Agustus. Setelah itu Roma datang untuk saya dan Milan ingin menjual saya langsung untuk mendapatkan uang tunai. Sedangkan Juventus hanya ingin meminjam dan akhirnya aku pergi ke Roma sebagai gantinya.

"Aku ingin tegaskan bahwa saya tidak pernah menolak Juventus dan klub bisa mengkonfirmasi hal itu. Aku punya keinginan besar untuk menunjukkan apa yang bisa kulakukan," tambah Borrielo. "Saya memiliki waktu lima bulan untuk meyakinkan klub agar mempertahankan saya. Dan Aku akan bertarung dan berkeringat seperti singa untuk Juventus. "

Kedatangan Borriello akan semakin meningkatkan persaingan diposisi striker untuk menjadi pilihan utama Antonio Conte.

"Saya punya sedikit masalah dengan kebugaran pada 20 Desember tapi saya percaya aku sepenuhnya akan pulih. Aku mungkin bergabung dengan skuad hari ini atau besok pagi. Persaingan untuk meraih tempat? Semua tim-tim besar tentu perlu untuk memiliki striker hebat. Dan itu jelas ada persaingan. Saya tidak berjanji apapun dengan kedatangan saya di Juventus. Saya ingin menjadi kekuatan tambahan untuk Juventus. "

Borriello mengalami musim pertama yang lumayan bagus di Roma, tapi semuanya berubah setelah klub itu dibeli oleh pemilik baru yang kemudian mempekerjakan Luis Enrique sebagai Pelatih .

Di Roma Saya mencetak 17 gol, tapi kemudian klub dan Pelatih tidak menginginkan saya lagi. Direksi baru dan pelatih baru datang dan aku tidak dalam rencana mereka dan itulah mengapa saya tidak bermain."

Borrielo yang akan mengenakan nomor kostum 23 di Juventus, juga berharap dengan kepindahannya bisa menyalakan kembali karir internasionalnya dengan Azzurri .
"Pertama-tama saya berharap untuk bisa mendapatkan mentalitas tim - mentalitas yang kuat yang telah mereka tunjukkan pada hari Minggu. Lalu aku pasti akan berpikir tentang tim nasional. Setahun yang lalu saya berada di starting line-up untuk pertandingan melawan Irlandia Utara, kemudian bermain setengah babak melawan Jerman. Tepat setahun yang lalu. Jadi saya pasti berharap untuk mendapatkan kembali panggilan dari Tim nasional. "

Read More......

Senin, 09 Januari 2012

Serie A pekan 17 : Lecce 0-1 Juventus

Laga pada pekan ke-17 di Serie A mempertemukan Lecce melawan Juventus pada Ahad (8/1/2011). Juventus berhasil memenangkan pertandingan dengan skor tipis 1-0 atas Lecce di Stadion Via del Mare. Dengan kemenangan ini Juventus menempel ketat AC Milan di puncak klasemen Serie A yang pada pertandingan lainnya mengatasi Atalanta 2-0. Juventus dan Milan sama-sama mengoleksi 37 poin, namun La Vecchia Signora kalah produktivitas gol.

Allenatore Antonio Conte mempercayakan slot di lini depan kepada Mirko Vucinic yang telah pulih dari cedera. Pemain yang didatangkan dari AS Roma ini berduet dengan Fabio Quagliarella dan Simone Pepe di lini depan. Sementara Alessandro Matri di simpan di bangku cadangan.

Sejak peluit pertama dibunyikan wasit, Juve langsung mendominasi penguasaan bola. Serangan demi serangan pun kerap dilancarkan I Bianconeri dengan Andrea Pirlo sebagai pengatur serangan. Baru 4 menit laga berjalan, Simone Pepe hampir saja membawa Bianconeri memimpin namun tendangan keras mendatar yang dilepaskannya masih bisa diamankan oleh kipper Lecce, Massimiliano Benassi. Lecce meresponnya tiga menit kemudian melalui Guillermo Giacomazzi. Namun, kiper Juventus Gianluigi Buffon melakukan penyelamatan gemilang untuk mencegah tendangan Giacomazzi.

Peluang kembali didapatkan Juve di menit ke-15. Kali ini melalui Claudio Marchisio yang berhasil mengontrol bola hasil umpan Andrea Pirlo. Namun, lagi-lagi Benassi tampil gemilang dan menepis bola.

Bukan suatu hal yang mudah bagi Juve untuk bisa menembus pertahanan Lecce. Bahkan Conte harus menarik Quagliarella di menit ke-23 karena cedera dan digantikan Allesandro Matri yang langsung mendapatkan peluang pada menit ke- 25. Matri yang lolos dari perangkap offside dan tinggal berhadapan dengan kipper Lecce namun sayang tendangan masih bisa ditangkap oleh Benassi.

Tak lama berselang kemudian pada menit ke- 27 Matri berhasil membawa Juventus unggul. Gol berawal dari tendangan keras Mirko Vucinic yang masih bisa diantisipasi Benassi, namun kemudian bola pantulan dengan cepat disambut Matri dengan sundulan yang tanpa kesulitan menceploskan bola kedalam gawang Lecce. 1-0 untuk Juve.

Pada menit akhir babak pertama sebuah peluang dari Lecce cukup membahayakan gawang Juventus namun kesigapan Buffon berhasil mementahkah tendangan keras dari Di Michele. Hingga babak pertama berakhir kedudukan 1-0 bertahan hingga turun minum.

Di paruh kedua laga, Juve coba terus menekan demi menambah keunggulan. Kolaborasi Claudio Marchisio dan Arturo Vidal di awal babak kedua sempat mengancam gawang Lecce, namun sayang bola masih belum masuk ke gawang.

Lecce coba merespon gempuran Juve di menit ke-57. Guillermo Giacomazzi merangsek ke pertahanan Juve dan melepaskan umpan matang kepada bomber David Di Michele. Namun, eksekusi yang dilepaskan bomber mungil ini masih belum menemui sasaran.

Menit ke-69, Juventus nyaris menggandakan keunggulan lewat Giorgio Chiellini. Sayang, tendangan bek internasional Italia itu masih mampu diantisipasi Benassi. Matri yang kembali lolos dari perangkap offside pada menit ke- 77 gagal untuk menambah gol setelah tendangannya dari sebelah kiri pertahanan Lecce masih bisa ditangkap Benassi.

Juventus kembali mendapatkan peluang pada menit ke-81 melalui Vucinic setelah menerima umpan Matri. Tapi, lagi-lagi Benassi melakukan penyelamatan gemilang untuk menepis tendangan terarah Vucinic hingga hanya menghasilkan sepak pojok. Sebuah peluang dari Lecce melalui Pasquato setelah menerima umpan crossing dari Mesbah hanya melebar ke sisi kanan gawang Buffon.

Peluang kembali didapat Matri pada menit ke-89, tapi tendangan yang dilepaskan bomber yang direkrut dari Cagliari ini masih bisa digagalkan Benassi. Pergerakan Cuadrado pada menit ke-90 yang menusuk pertahanan Juventus dan langsung melakukan tendangan kea rah gawang dapat ditangkap dengan mudah oleh Buffon. Hingga peluit panjang dibunyikan Juve pun harus puas hanya menang tipis 1-0.

Susunan Pemain :

LECCE: Benassi; Cuadrado, Oddo, Tomovic, Esposito, Mesbah; Strasser (Olivera 5), Giacomazzi, Obodo (Corvia 83); Muriel, Di Michele (Pasquato 73).
Pelatih: Cosmi

JUVENTUS: Buffon; Lichtsteiner, Barzagli, Bonucci, Chiellini; Vidal, Pirlo (Marrone 87), Marchisio; Pepe (De Ceglie 85), Quagliarella (Matri 23), Vucinic.
Pelatih: Conte

Wasit: Bergonzi

Kartu Kuning: Oddo 39, Olivera 53, Vidal 53, Chiellini 64, Cuadrado 68

Read More......

Wawancara Spesial Dengan Claudio Marchisio

Tak diragukan lagi pemain terbaik yang mewakili pembaharuan Juve, di awal musim 2011-12, adalah gelandang Claudio Marchisio. Untuk semua kontribusinya telah membuat "Principino" menjadi idola baru dari tifosi bianconeri, dan baru saja terpilih sebagai "Pallone d'Oro Bianconero" tahun 2011 Marchisio menjadi salah satu gelandang terkuat di Eropa saat ini.

Disalin dari JuventiKnows, sebuah rangkuman dua wawancara Marchisio yang dilakukan pada musim ini. Yang pertama, di Juventus Channel "Filo Diretto" pada akhir Oktober (dan ulang oleh TuttoJuve.com), sedangkan wawancara yang kedua dilakukan bersama dengan koran Italia La Repubblica belum lama ini. Pertanyaan dari Juve Channel ditandai "JC" dan inisial "LR" pertanyaan dari La Repubblica.


LR: Claudio Marchisio, apakah benar bahwa di 2011 Anda telah memasuki sebuah dimensi yang berbeda?
"Bukan hanya saya, tapi Juventus secara keseluruhan. Bagian pertama tahun itu terasa sangat sulit, tapi untuk menjadi seperti sekarang ini memerlukan waktu yang cukup lama, dan kami akhirnya menemukan cara untuk melakukannya. Kami telah bekerja untuk itu sejak musim panas ini: sekarang kita harus tetap menjaganya, seperti halnya tekad untuk selalu menang yang kita miliki ".

LR: Bagaimana Anda menjelaskan tentang perkembangan Anda?
"Dalam beberapa tahun terakhir, antara Juve dan Azzurri kita sering berubah, tidak hanya peran saya di lapangan, tetapi juga taktik tim kami. Tahun ini akhirnya, aku berada diposisi ideal saya. Peran yang sedang aku mainkan adalah salah satu yang saya sukai, selalu terus bergerak, memungkinkan saya untuk maju dan melakuan penetrasi dan juga untuk mencetak gol, yang merupakan hal yang biasanya menonjol. Setelah tahun lalu saya tidak bermain begitu buruk, tapi ketika saya mencetak gol persepsi penonton pun berubah. Gol yang anda cetak menempatkan Anda ke dalam sorotan, semua mata tertuju pada Anda. Bahkan saya lihat dalam beberapa pertandingan terakhir, di mana saya tidak mencetak gol, beberapa pendapat sudah berubah tentang aku. Jika saya tidak mencetak gol, orang tidak akan menyadarinya berapa banyak bola yang saya ambil. "

LR: Namun fakta mengatakan bahwa butuh waktu lima tahun untuk menemukan peran yang sempurna untuk Anda. Bagaimana itu mungkin?
"Ini adalah wewenang pelatih yang memutuskan di mana saya harus ditempatkan. Saya selalu siap, meskipun dalam hati aku tahu apa yang terbaik bagi saya. Bahkan, saya sudah cocok dengan Ferrara dan saya mendapat panggilan dari tim nasional, tapi kemudian pelatih berganti dan begitu juga line-up kami. Bahkan dengan tim Italia saya punya tugas lain. Conte juga telah mulai dengan skema 4-2-4, tetapi sebagai pelatih yang cerdas ia menyadari apa yang lebih baik bagi semua orang. Setiap orang telah mendapatkan manfaat dari perubahan, bukan hanya saya:. Pepe, Vidal, bahkan Pirlo. "

JC: Kerja sama Anda dengan Pirlo luar biasa. Menggunakan modul taktis itu lebih mudah bagi Anda untuk menempatkan anda di depan gawang dan mencetak gol?
"Saya bukan satu-satunya yang memiliki koneksi ini dengan Andrea, namun Arturo dan Michele juga. Bermain dengan Dia menjadi mudah karena dia adalah dia seorang juara, hal itu telah Dia tunjukkan di Milan dan sekarang dia tunjukkan lagi di Juventus. Aku sudah mengenalnya sejak dari tim nasional, kami sering bermain bersama. Saya pikir hal yang paling penting dalam modul ini adalah, bahwa dengan satu gelandang ekstra ada lebih banyak kemungkinan untuk bisa melakukan penetrasi, memberikan dukungan kepada para penyerang, mencari peluang untuk mencetak gol. Dibandingkan dengan dua midfielder tengah di mana Anda harus mencoba dan mengcover lini tengah pasangan Anda, keseimbangan yang berbeda. "

JC: Seberapa jauh Anda menjadi lebih baik berkat kerja Conte?
"Saya tidak berpikir tentang seberapa jauh tetapi yang lebih penting adalah performa saya telah membaik, tetapi tentu saja semangat pelatih dibawa bersama karyanya, dan kemudian dikirimkan kepada kami. Ini adalah kemauan dan tekad kita yang kemudian kita tunjukkan di lapangan, melakukan latihan di pertengahan pekan dengan berbagai skema taktik, memainkan ide tentang permainan sepak bola yang telah ditanamkan pelatih kedalam diri kita. Kami sangat senang membawanya ke dalam lapangan, dan percaya akan itu. Karena setiap orang memiliki ide tentang bagaimana permainan harus dimainkan, tetapi jika Anda tidak benar-benar percaya tentang itu, maka akan sulit untuk mengaplikasikannya. Jadi saya pikir hal ini adalah penting: bahwa kita semua bekerja pada gelombang yang sama. Dan itu sudah kami tunjukkan sejak musim dimulai. "

JC: Conte menuntut untuk bermain dengan intensitas yang tinggi. Pada akhir pertandingan, Anda dan seluruh tim akan terkuras ...
"Ya, ini benar. Bahkan ketika kami bermain dengan 4-2-4 atau dengan gelandang ekstra, pelatih selalu meminta kami bermain dengan kecepatan tinggi dan ini terlihat khususnya selama babak pertama, di mana kita akan lebih banyak menekan lawan. "

JC: Apakah ini musim terbaik Anda sejak Anda mulai bermain sepak bola?
"Jawabannya adalah tunggu sampai Juni, karena saya tidak ingin mendapatkan kesialan apapun. Memang benar kami memulai musim dengan baik, bahwa performa saya juga mulai membaik, tapi jalan masih panjang (...) Seperti yang saya katakan sebelumnya, itu adalah jalan yang harus kita ikuti dan kami bekerja keras untuk itu. Selain itu bila Anda hanya mengikuti satu kompetisi saja, itu akan lebih mudah, karena Anda bisa fokus hanya pada satu hal saja. Mungkin tahun ini akan lebih baik bagi kami, karena tahun-tahun sebelumnya dengan dua kompetisi, kami mengalami sedikit masalah. Tahun ini, saya pikir fokus hanya pada satu hal adalah cara terbaik untuk kembali ke Eropa. "

JC: Ngomong-ngomong mari kita sapa Roberta, istri Anda, yang sedang menunggu kelahiran putra kedua Anda ...
"Ya, bayi laki-laki lain."

JC: Apakah Anda sudah memilih nama?
"Belum, itu cukup menantang. Kami sedang mendiskusikannya. Bahkan bertengkar "(tersenyum).

JC: Anda memilih yang pertama (Davide - Ed.), Kan?
"Ya, itu benar."

JC: Jika tahun depan, diruang ganti Juve dan pelatih memutuskan untuk memberikan ban kapten kepada Anda, bagaimana perasaan Anda?
"Saya pasti akan senang dan bangga, tetapi masih ada pemain lain yang mempunyai pengalaman dan penampilan dipertandingan yang lebih banyak dari saya. Ada Gigi dan Giorgio: tahun ini, ketika Alessandro tidak di lapangan, mereka lebih beruntung dari saya. Jadi saya berpikir bahwa itu terserah mereka. Jika mereka memilih saya, itu normal jika aku akan merasa senang memakainya, tapi saya pikir itu akan lebih adil mendahulukan mereka dulu, karena mereka lebih tua dan memiliki pengalaman lebih banyak. "

JC: Untuk orang seperti Anda, lahir dan dibesarkan sebagai seorang Juventino, dilatih oleh mantan pemain hebat seperti Antonio Conte.. apa yang akan anda nyatakan?
"Ini sangat penting. Seperti yang saya katakan sebelumnya, Dia masih membawa semangat Juventus. Ia hidup sebagai pemain dan Anda dapat melihatnya berkali-kali selama perayaan kita: ketika kami mencetak gol seolah-olah dia masih di lapangan dengan kami, dia masih hidup seperti pemain sepak bola. Ini memberi kita motivasi lebih. Dia sudah akrab dengan lingkungan ini, tahu apa itu arti Juventus, apa artinya menuju ke lapangan dengan mengenakan seragam Juventus, apa yang harus Anda berikan untuk itu. Dan dia tularkan semua itu dengan sangat efektif untuk siapa pun yang tidak pernah mengenakan seragam Juventus, juga selalu mengingatkan mereka yang sudah memakainya selama bertahun-tahun. "

JC: Bagaimana perasaan Anda dengan pernyataan Conte, yang melihat dirinya di dalam Anda?
"Ini memberi saya kesenangan yang luar biasa. Aku ingat saat dia masih sebagai pemain, tidak pernah menyerah di lapangan, mencetak gol penting, selalu menembus ke depan, itulah sesuatu yang beresonansi dengan cara saya bermain. Satu yang pasti, seperti yang saya katakan di awal musim, bahwa saya berharap untuk bisa menang sebanyak yang dia menangkan selama karirnya. "

JC: Tahun ini tampaknya Anda bahkan lebih kuat ...?
"Setelah beberapa kali terjatuh akan membuat karakter Anda menjadi lebih kuat. Saya juga berpikir bahwa dengan usia, kepribadian dan karakter, Anda akan menjadi lebih berpengalaman ... itu semua mengarah kepada perbaikan diri sendiri, dan perbaikan pada hal-hal kecil dari kepribadian Anda. "

JC: Conte pernah mengatakan bahwa Stadion Juventus haruslah hiruk-pikuk. Semua sektor terisi penuh, dan juga banyak dari fans Klub DOC.
"Ya, kami telah melihat dan mendengar itu, mereka benar-benar telah menjadi pemain kedua belas kami di lapangan. Tetapi kita harus ingat karena kerap kali itu akan sangat membebani anda... menyebabkan Anda untuk melakukan sesuatu tanpa berpikir dulu. Kita bisa saja sering menekan dan lupa untuk menutup misalnya, sehingga dengan cara sederhana kami telah terbiasa untuk itu. Ini sebuah hal yang baru, hebat, sesuatu yang baru dan indah, dan seperti yang dikatakan pelatih (dan juga rekan setim saya ) itu harus benar-benar bisa menjadi senjata ekstra. Apalagi di kandang kita tidak boleh kehilangan poin, karena kita memiliki audiens yang besar yang ditahun ini memberikan kita begitu banyak. "

JC: Apakah Conte membawa kembali mental juara yang selalu menjadi karakter tim dalam sejarah Juve?
"Ya, tapi selain fakta bahwa ia begitu banyak bermain bersama dengan Juventus, ia menularkan mentalitas ini karena itu adalah bagian dari karakternya juga. Bahkan jika ia tidak bermain di sini, saya pikir karakternya adalah apa yang ada dalam dirinya, ia memiliki mentalitas itu sebagai pribadi, bukan hanya sebagai seorang Juventino. Itu akan mendorong Anda untuk bisa memberikan lebih lagi, untuk menjadi lebih kuat dan lebih ulet. "

JC: Di antara banyak hal, apa yang telah Conte rekomendasikan dan katakan kepada Anda, yang merupakan salah satu yang berkesan dan yang paling memotivasi Anda?
"Salah satu hal penting yang dapat membantu Anda melanjutkan pertandingan, dia katakan itu saat melawan Fiorentina. Saat itu bahu saya sakit sekali, sulit bagi saya untuk lari, tapi aku mendengar dia berkata "Jangan menyerah sekarang, cobalah untuk terus '. Untuk pemain, bagi saya, seperti semua rekan saya, hal itu sangat penting: itu membuat Anda menjadi termotivasi. Jika Anda sakit, itu membuat Anda bertahan lebih baik. Hanya kata-kata yang tepat dapat menanamkan kekuatan ekstra dalam diri Anda. "

LR: Apakah Anda pikir bahwa fans Juventus mulai melihat simbol pada diri Anda?
"Saya kira tidak hanya saya, tapi Chiellini juga. Selama dua atau tiga tahun ke depan akan ada banyak perubahan: Del Piero akan meninggalkan kami di akhir musim, Buffon sudah pada usia tertentu ... sekarang terserah ke generasi saya dan Giorgio. Kami mencoba untuk belajar dari mereka, dan kami siap untuk mengambil tongkat estafet. "

LR: Dibandingkan dengan Chiellini, Anda lahir di Turin dan Juventino seumur hidup: apa itu tidak masuk hitungan ?
"Mencintai seragam ini bukanlah hanya karena tempat lahir saja, hal itu ditunjukkan dengan mempraktekanya. Chiellini seolah sudah berada di sini sejak ia berusia tujuh tahun. "

LR: Sementara itu, Anda adalah satu-satunya yang bertahan dari generasi produk Juventus junior ... kenapa begitu?
"Karena banyak sekali faktor, selain dari bakat Anda juga perlu keberuntungan. Karena seorang pelatih akan mengambil risiko yang lebih rendah dengan mencoba gelandang bertahan, bukan playmaker. Karena jika Anda seorang kiper dengan Buffon di depan Anda, Anda harus menunggu seumur hidup sebelum Anda mendapatkan kesempatan. Kadang-kadang itu hanya masalah tentang cara meraihnya secara instan: naiklah ke kereta saat sedang bergerak dan jangan pernah melangkah turun. Ini berjalan dengan baik dengan saya. "

JC: Anda adalah teman baik Giovinco, Anda tumbuh bersama dalam sepak bola. [Awal tahun ini] dia merilis beberapa pernyataan kontroversial, yang mengatakan bahwa ia tidak ingin kembali ke Juventus. Pernahkah Anda mendengarnya dari dia selama periode itu?
"Ya, kita juga saling mengerti satu sama lain di Azzurri. Tapi saya percaya pernyataannya tidak terkait dengan ketidak inginanya kembali ke Juve. Saya pikir dia hanya ingin orang lain melihat dan mendengar tentang apa yang dia lakukan di Parma, di mana dia melakukan dengan sangat baik. Saya pikir keinginannya untuk kembali ke Juve tidak berubah. Dia hanya ingin menunjukkan bahwa dia bermain dengan kontinuitas dan mencetak gol. "

JC: Maka, ini adalah pernyataan cinta yang melebihi dari apa pun...
"Tentu saja."

LR: Jujur saja: apakah Anda pernah berpikir untuk meninggalkan Juventus, untuk bermain sesuai peran atau karena kekhawatiran tentang kontrak?
"Tentang kontrak, tidak, tapi kalau hal-hal lain, ya. Beberapa tahun terakhir ini telah menjadi beban berat bagi saya, dan itu membuat saya merenung. Aku bertanya pada diriku sendiri: itu adalah tidak mungkin, barangkali Anda yang menjadi masalah, Anda mungkin perlu beralih tim untuk membuat perubahan dalam hidup Anda? Tapi itu adalah sedikit keraguan saja, bukan masalah besar. Dan aku berada disekitar mereka. "

LR: Anda telah bermain di Bianconero sejak Anda masih kecil: apakah Anda tahu ada dunia lain di luar sana, selain Juve?
"Saya berpura-pura jika saya mengatakan tidak tertarik dengan dunia itu, yang saya kenal sebagian kecil ketika saya di Empoli. Tapi sampai aku bisa memenangkan sesuatu, saya akan tetap tinggal di sini. Hanya kemenangan yang dapat memberikan rasa untuk semua tahun di Turin. "

LR: Seberapa besar tifoso kau sebagai seorang anak, dan Anda yang sekarang?
"Dulu sangatlah besar, tapi aku harus membagi dua peran sekaligus: menjadi pemain sepak bola dan berpikir seperti tifoso, itu pendekatan yang salah. Ini menghukum saya pada beberapa tahun pertama. Emosi berlebih dapat menyakiti Anda: pulang di malam hari, menderita sebagai seorang profesional dan juga sebagai seorang penggemar ... itu yang sangat membebani saya. Selain itu, karakter saya adalah untuk menjaga semua yang ada di dalam: Saya menetaskan rasa sakit dan merasa tidak baik. Aku seperti Buffon dalam arti itu. Bahkan, baru-baru ini dia dan saya sering bercanda, mengatakan satu sama lain 'lihat betapa santainya Kamu ... alangkah indahnya wajah tenang yang Kamu miliki'. Bekerja dengan baik membantu untuk hidup dengan baik. Aku masih sangat bersemangat mendukung bagi Juve, tetapi ketika saya melangkah keluar dari lapangan dan kembali dengan keluarga saya harus melepaskannya. Kalau tidak aku akan mengkonsumsi diriku sendiri. "

LR: Apa yang Anda pikir tentang apa yang orang ketahui tentang Anda?
"Hal-hal yang baik, saya pikir. Kadang-kadang, keterlaluan juga. Hal itu berhubungan dengan lagu kebangsaan sebelum Afrika Selatan 2010? Orang-orang telah melemparkan itu di wajahku bahkan ketika aku sedang di pantai, meskipun itu tidak benar. Juga karena saya tidak mencoba untuk membuat orang mengerti bagaimana saya, melainkan saya akan menunjukkan kepada mereka secara langsung. "

LR: Dan bagaimana Anda berpikir orang melihat Anda?
"Pada halaman Facebook saya, mereka menulis untuk memberikan selamat kepadaku, bukan hanya tentang bagaimana saya bermain, tapi juga perilaku saya, bagaimana saya berbicara, cara saya berurusan dengan masalah. Aku senang, karena sebagian komentar yang baik dari mereka bahkan yang bukan dari fans Juventus. Tidak ada sesuatu pun yang lebih baik daripada seorang interista yang mengatakan hal baik tentang seorang juventino. Dan sebaliknya: Saya sangat menghormati Javier Zanetti. Aku senang bahwa sepak bola, meskipun itu mengubah hidup saya, tetapi tidak mengubah saya. "

LR: Apakah begitu sulit untuk tetap normal?
"Saya melihat diri saya, istri saya, orangtua saya ... dan saya menyadari sesuatu yang berbeda tentang mereka karena pekerjaan saya. Ini mengubah kehidupan di sekitar saya, cara hidup kami. Upaya sebenarnya adalah untuk menjaga keseimbangan: kehidupan sebagai pemain sepak bola bergerak cepat dan berlangsung sebentar saja, sehingga risiko kehilangan sentuhan dengan realitas sangatlah besar. Saya mengerti itu pada saat pesta Natal. "

LR: pesta Natal?
"Suatu waktu bersama dengan anak-anak dari Sektor remaja: mereka berbaris di depan saya, dan kemudian aku ingat dulu aku berada di tempat mereka, dan sekarang salah satu tempat dari tim senior telah diwakili oleh saya. Saya dari generasi yang lain: telah jelas bagi saya, contoh cemerlang seperti Buffon, Del Piero, Zanetti. Sekarang, informasi yang tersedia tentang pemain dan paparan publik tentang mereka sangatlah besar, lebih mudah untuk mengidentifikasi diri Anda dengan contoh negatif. Untuk ini saya merasa saya harus menjadi model; di saat sulit seperti ini, ini hanya kontribusi kecil yang bisa diberikan dari orang-orang seperti saya. Ini adalah tugas yang merupakan hutang kita kepada masyarakat. "

LR: Anda juga menonjol dengan fakta bahwa Anda tidak memiliki agen..
"Saya tidak mengatakan bahwa agen pemain tidak berguna, justru sebaliknya: jika suatu hari aku menyelesaikan karir saya di Brasil, aku tidak bisa melakukannya tanpa agen. Selama pembicaraan untuk kontrak terakhir saya sekalipun, saya melihat bahwa ayah saya mengatakan kurang lebih hal yang sama seperti manajer saya. Jadi mungkin, bagaimanapun juga Ayah tidaklah begitu bodoh. Selain itu, saya memiliki kepastian bahwa orang-orang yang berasal dari keluarga saya sendiri benar-benar akan melayani keperluan saya. "

LR: Sebagai kesimpulan, apa yang Anda harapkan di 2012?
"Saya beritahu Anda apa yang saya harapkan dari bulan pertama: kita tidak harus mengacaukannya seperti yang kita lakukan di masa lalu. Kita harus merefleksikan kenyataan bahwa meskipun tidak pernah kalah, kita tidak bisa mendapatkan poin lebih dari AC Milan. Dan itu berarti kita harus bekerja lebih keras lagi, karena apa yang telah kita lakukan belumlah cukup. Begini saja: apa yang terjadi pada bulan Januari akan menentukan hingga sisa tahun secara keseluruhan ".

Read More......

Jumat, 06 Januari 2012

Laga Testimoni : Al Hilal 1- 7 Juventus

Juventus mengakhiri kamp pelatihan pertengahan musim dengan kemenangan telak 7-1 atas Al Hilal di King Fahd Stadium, Riyadh, Kamis (5/1/2012) pada laga testimoni untuk kiper legendaris Al Hilal dan Arab Saudi, Mohammed al-Deayea, yang pensiun pada tahun 2010 silam.

Pada menit awal pertandingan Juventus langsung mendapat dua kali peluang melalui Del Piero namun masih bisa digagalkan Aldeayea . Hingga pada menit 14 akhirnya Del Piero berhasil membobol gawang Al Hilal untuk membawa Juve memimpin 1-0. Hanya berselang sembilan menit Sang kapten kembali mencetak gol keduanya yang membuat kedudukan berubah menjadi 2-0 untuk keunggulan Bianconeri.

Gelandang muda asal Belanda, Eljero Elia turut menyumbangkan gol pada menit 32 dan menambah skor menjadi 3-0 buat tim tamu. Al Hilal mencoba memberikan perlawanan. Tim tuan rumah mendapatkan peluang lewat Alshlob. Namun, tendangannya masih melambung dari gawang Gianluigi Buffon. Sebuah tendangan kaki kanan Arturo Vidal menutup babak pertama dengan skor 4-0 untuk Juventus.

Pada babak kedua Conte hanya mempertahankan Sorensen dan mengganti 10 pemain Juve lainnya. Pertandingan baru berjalan 3 menit Al-Hilal sukses menyarangkan gol ke gawang Marco Strorari lewat Saad Al-Harthi setelah lolos dari perangkap offside.

Tidak lama berselang, tepatnya pada menit 51, Juventus kembali memperbesar keunggulan menjadi 5-1 melalui gol yang dicetak Giorgio Chielllini. Sebuah tendangan bebas dari Simone Pepe pada menit 75 dan tendangan Voli dari Fabio Quagliarella pada menit 85 menyudahi pertandingan dengan kemenangan telak 7-1.

Walau hanya pertandingan persahabatan, kemenangan tersebut bisa menjadi modal yang penting untuk menambah kepercayaan diri Juventus dalam memulai kembali kompetisi Serie A pada Minggu, (8/1/2012) saat melawan Lecce di Estadio Via Del Mare.

Susunan Pemain :

AL HILAL: M. Al-Deayea (Shrahili 48, B. Aldeayea 72); Alsharani (Almarshdi 27), Hawsawi (Flatah 27), Almouald (Albisi 45, Khirat 72), Alzouri (Aldokhi 45, Alfarj 72); Alganam (Aldosari 45, Almohyani 72), Alshlhob (Alsbiaai 58, Alyaas 72) , Algamdi (Aziz 27), Wihamsoun (Algarni 45, Hrmash 72); Alharthi, Aljaber (Alaabd 27).
Pelatih: Doll

JUVENTUS: Buffon (Storari 45); Sorensen, Barzagli (Lichtsteiner 45), Bonucci (Chiellini 45), De Ceglie (Estigarribia 45); Vidal (Giaccherini 45), Marrone (Pazienza 45), Marchisio (Pepe 45); Elia (Krasic 45), Matri (Quagliarella 45) Del Piero (Vucinic 45).
Pelatih: Conte

Read More......

Rabu, 04 Januari 2012

Arturo Vidal : “ Disini saya merasa seperti dirumah “

Penampilan yang bagus dari Arturo Vidal sejak kedatangannya pada musim panas lalu menjadikan dia bisa mengamankan satu tempat dalam rencana Antonio Conte dan menjadi bagian penting dari wajah baru Bianconeri. Tapi gelandang semua tindakan juga telah menegaskan integrasi ke dalam gaya hidup Italia.

Berbicara dari kamp pelatihan pertengahan musim tim di Dubai, pemain berusia 24 tahun ini memulai: " Di Italia saya merasa seperti di rumah saja. Itu adalah mimpi saya untuk bisa bermain di tim besar di Italia dan sekarang aku berada disisi yang paling penting di negeri ini. Ketika saya menerima telepon, saya tahu bahwa saya tidak akan bermain di Liga Champions, tapi itu tidak penting dan sekarang kami sedang bekerja keras untuk bisa berlaga di Liga Champions tahun depan. "

Pemain asal Chili ini langsung bisa memainkan perannya dalam bagian langkah Juventus untuk berada diposisi atas klasemen sementara bersaing dengan juara bertahan AC Milan: "Bukan hanya Milan dan Juve yang perlu dipertimbangkan, juga ada Inter, Udinese, yang sangat kuat seperti yang kita lihat dalam pertandingan terakhir, Napoli, Roma ... itu akan menjadi suatu kesalahan untuk berpikir bahwa Milan adalah rival satu-satunya. "

Setelah menghabiskan empat tahun di Bundesliga, pemain gelandang ini segera bisa melihat perbedaan dalam pendekatan gaya bermain: "Ada lebih banyak penekanan pada taktik di sini, dan semua permainan yang sulit karena setiap tim akan memberikan semua kemampuan mereka ketika melawan Juventus. Ini tidak seperti di Leverkusen, mereka adalah tim yang bermain bagus, tapi tingkat tekanan jauh lebih sedikit. "

Vidal telah berhasil mengamankan satu tempat di trio lini tengah Juventus, yang saat ini dianggap sebagai salah satu yang terbaik di Eropa: "Selain Pirlo dan Marchisio, lini tengah kami sangat kuat, itu benar, tetapi di Eropa ada Barcelona dan Real Madrid. Namun, di Italia, saya harus katakan bahwa Udinese juga mempunyai lini tengah yang bagus. "

Sebelum berkomentar tentang perannya dalam konfigurasi 4-3-3 Conte, Vidal berbicara tentang hubungan yang kuat dengan para rekan satu timnya: "Ada semangat yang besar antara kami dan ini membuat saya terkesan - kami seperti saudara. Dalam hal sistem, bagi saya itu selalu penting untuk bertahan dengan baik, sebelum keluar menyerang, tapi aku sangat nyaman dengan tiga orang di lini tengah. Apakah saya mencetak gol lebih sedikit dibandingkan dengan musim sebelumnya? Ya, tapi aku tetap senang, karena sampai saat ini kita tak terkalahkan dan berada diposisi atas klasemen. Jika aku berhasil mencetak beberapa gol lagi, itu lebih baik, tapi aku lebih suka jika Juventus meraih kemenangan. "

Sumber : www.juventus.com

Read More......

Borriello Bergabung Dengan Juventus

Setelah menyelesaikan tes medis beberapa hari lalu, akhirnya Marco Borriello resmi menjadi pemain Juventus dengan status pinjaman hingga akhir musim kompetisi 2011-2012 dengan biaya 500 ribu Euro.

"Turin, 3 Januari 2012 - Juventus Football Club S.p.A. mengumumkan kami telah merampungkan kesepakatan dengan AS Roma untuk peminjaman Marco Boriello dengan biaya 500 ribu euro yang dibayarkan selama masa peminjaman."

"Dalam kontrak itu juga mencakup hak opsi di akhir musim 2011-12 untuk membeli si pemain itu secara permanen dengan harga 8 juta euro, yang akan dibayarkan dalam tempo tiga tahun," demikian pernyataan Juventus di situs resminya.

Striker kelahiran Napoli ini memulai karirnya di akademi muda Milan, kemudian dipinjamankan untuk mendapatkan pengalaman berharga dalam kompetisi C2 dan C1 dengan Triestina dan Treviso. Dia kemudian kembali ke Milan, dan membuat debutnya di Serie A pada tanggal 21 September 2002 saat melawan Perugia.

Borriello terbukti bisa menjadi solusi jangka pendek yang berguna untuk Empoli, Reggiana, Sampdoria dan Treviso. Pada saat membela Genoa di 2007/08, Borriello telah mencetak 19 gol dalam 35 penampilannya dan mendapatkan tempat di skuad Italia pada Piala Eropa 2008 dan kembali lagi ke San Siro.

Saat kembali berseragam Milan pada 2009/10, Borriello telah menyumbangkan 14 gol dan dalam petualangan selanjutnya di Roma, 11 gol telah dicetak untuk tim dari ibu kota tersebut.

Read More......