Rabu, 30 November 2011

Conte Bangga Dengan juventus

Antonio Conte memuji semangat juang Juventus untuk mengubah keadaan tertinggal 0-2 menjadi imbang 3-3 saat melawan napoli di Naples. "Saya bangga untuk melatih para anak muda ini."

Bianconeri tertinggal 2-0 di babak pertama kemudian Juve memperkecilnya di awal babak kedua lewat Alessandro Matri. Namun kembali tertinggal lagi melalui gol Goran Pandev, tapi dengan spektakuler Juve mencetak dua gol berturut-turut lewat Marcelo Estigarribia dan Simone Pepe..

" Ada sejumlah reaksi yang sangat kuat dalam hal karakter. Selain pikiran, kaki, dan taktik, tanpa hati Anda tidak dapat melawan dan mengembalikan permainan seperti ini kembali ke jalurnya, "bisik Conte, yang kehilangan suaranya akibat berteriak-teriak dari pinggir lapangan untuk memberikan instruksi.

"Ini adalah awal yang sangat sulit dan Napoli langsung bermain dengan tempo tinggi,kita seolah-olah menunggu mereka untuk kelelahan sendiri. Ada sedikit masalah dan kami tertinggal 2-0, jadi dengan performa Napoli yang seperti itu dan atmosfer San Paolo merupakan masalah bagi tim mana pun."

"Inilah mengapa saya begitu bangga karena tim saya menunjukkan kerendahan hati, gairah dan keyakinan untuk melawan kembali. Saya sangat senang melihat kekuatan mental dari dalam diri skuad. Saya bangga melatih anak-anak ini.”

Dengan tidak tampilnya Marchisio Karena akumulasi kartu, secara mengejutkan Conte menggunakan formasi 3-5-2 dan memplot Estigarribia sebagai pengganti marchisio.

"Kami mencoba untuk menjadi cermin Napoli, seperti Christian Maggio yang bisa membuat perbedaan untuk mereka dan aku ingin dia berhadapan head-to-head dengan Estigarribia, yang memiliki permainan yang luar biasa. Pepe adalah pemain yang mempunyai taktik yang sangat cerdas dan pernah mengalami sedikit kesulitan untuk menemukan posisinya di tengah, tetapi kemudian dia menjadi sangat menghancurkan.

"Kami telah mempersiapkan pertandingan dengan Mirko Vucinic berhadapan dengan Salvatore Aronica dan Alessandro Matri dengan Paolo Cannavaro. Kami tidak melakukannya dengan baik di babak pertama, kita sering ragu-ragu untuk membangun serangan. Setelah istirahat, formasi dengan dua penyerang itu mulai terlihat dampaknya,” kata Conte.

Read More......

Serie A Pekan 11 : Napoli 3-3 juventus

Juventus masih belum terkalahkan di kancah Serie A. Sempat beberapa kali tertinggal dari Napoli pada laga di Stadion San Paolo, Rabu, 30 November 2011, Bianconeri, akhirnya mampu menutup laga dengan skor imbang 3-3. Pertandingan ini sendiri merupakan penjadwalan ulang dari laga 6 November lalu yang ditunda akibat cuaca buruk.

Juventus lebih dulu mengejutkan tuan rumah di menit ke-6. Vucinic berdiri bebas di kotak penalti dan langsung melepas tembakan ke gawang Napoli. Namun tembakan pemain Montenegro itu masih melebar di kiri gawang De Sanctis.

Napoli sempat mendapatkan keuntungan mendapatkan tendangan penalti setelah Ezequiel Lavezzi dijatuhkan Andrea Pirlo di dalam kotak terlarang. Tapi Marek Hamsik yang ditunjuk untuk melakukan eksekusi gagal menyarangkan gol ke gawang Juventus, setelah tendangannya melesat jauh diatas tiang gawang.

Sebelumnya, tendangan penalti yang dilakukan oleh Hamsik dianulir oleh wasit, karena pemain-pemain kedua tim berhamburan masuk ke dalam area kotak penalti.

Hamsik membayar kegagalannya dalam mengeksekusi penalti di menit ke-23. Sundulannya didepan gawang tidak mampu diselamatkan oleh Buffon. Lima menit berselang, Napoli nyaris menggandakan kedudukan. Umpan tarik Lavezzi ke kotak penalti disambut tendangan keras Pandev. Skor tidak berubah karena tendangan Pandev jauh melebar.

Namun pada menit ke-40 Keunggulan tuan rumah diperbesar melalui Goran Pandev. Setelah menguasai bola liar di dalam kotak penalti, Pandev menggocek Giorgio Chiellini sebelum menaklukkan Buffon dengan tendangan kaki kanan, yang membuat bola bersarang di sudut kanan bawah gawang.

Memasuki babak kedua, giliran anak-anak asuh Antonio Conte yang langsung melancarkan serangan ke lini pertahanan Napoli. Hasilnya, pada menit ke-48, Alessandro Matri mengubah angka di papan skor menjadi 2-1. Ia menaklukkan Morgan De Sanctis dengan tendangan voli, memanfaatkan umpan Arturo Vidal.

Tiga menit kemudian Matri sempat membuat gol keduanya dengan tendangan voli. Namun mantan pemain AC Milan itu sudah terperangkap offside.

Pada menit ke-54 Juve nyaris menyamakan kedudukan. Vucinic berhasil melewati dua pemain Napoli dan melepaskan tembakan dari sisi kiri kotak penalti namun berhasil ditepis oleh De Sanctis.

Namun yang terjadi selisih kembali melebar pada menit ke-68 setelah Umpan silang Maggio dari sayap kanan berhasil dikontrol dengan gemilang oleh Pandev dan langsung menembak ke gawang Juve sambil membalikkan badan.

Juventus hanya perlu waktu empat menit untuk memperkecil kedudukan. Pada menit ke-72 umpan silang Vucinic sempat mengenai kepala Matri dan bola jatuh ke kaki Estigarribia yang berdiri bebas di kiri gawang Napoli. Tanpa kesulitan ia menaklukkan De Sanctis.

Dengan semangat tak kenal menyerah atau yang biasa disebut Lo Spirito Juve, akhirnya pada menit ke-79, Juventus menyamakan kedudukan melalui Simone Pepe. Aksi individu Pepe menerobos kotak penalti Napoli diakhiri dengan tendangan terarah ke sudut kanan bawah gawang De Sanctis. Beberapa peluang untuk Juventus masih tercipta dimenit-menit akhir pertandingan diantaranya melalui Chielini yang melepaskan tembakan keras namun arah bola masih melenceng dan melalui tendangan Estigarribia yang masih bisa ditangkap De sanctis. Hingga pertandingan berakhir kedudukan 3-3 tetap bertahan.

Dengan hasil tersebut, Juventus menguasai klasemen dengan 26 poin, atau unggul dua angka dari AC Milan di tempat kedua. Adapun Napoli tertahan di peringkat keenam dengan 17 poin.

Selama pertandingan, Juventus menguasai bola sebanyak 60 persen dan menciptakan tujuh peluang emas dari 12 kali usaha. Adapun Napoli melepaskan enam tembakan akurat dari sembilan kali percobaan.

Susunan Pemain :

NAPOLI : De Sanctis; Campagnaro, Cannavaro, Aronica (Fernandez 76); Maggio, Gargano, Inler, Zuniga (Dossena 87); Hamsik, Pandev (Santana 71); Lavezzi..
Manager: Mazzarri

JUVENTUS : Buffon; Lichtsteiner, Bonucci, Barzagli, Chiellini; Vidal, Pirlo; Pepe (Pazienza 86), Matri (Quagliarella 89), Vucinic (Del Piero 91), Estigarribia.
Manager: Conte.

Wasit: Tagliavento
Kartu Kuning: Pandev 17, Maggio 19, Bonucci 37, Matri 40, Hamsik 43, Lichtsteiner 43, Vidal 58

Read More......

Minggu, 27 November 2011

Pepe : “Ini adalah Juve yang baru”

Simone sang Pepe mencetak gol kemenangan di Lazio mengatakan "Juventus ingin menebus musim lalu."

Bianconeri gagal lolos ke Eropa musim lalu dan hal itu telah memberikan mereka dorongan ekstra untuk memperbaiki diri di bawah baru Pelatih Antonio Conte.

"Saya bermain dalam skuad besar yang pada saat ini bermain sepak bola dengan sangat baik," kata pemain sayap serbaguna ini.

" Skuad ini penuh dengan talenta serta memiliki karakter. Ini sisi yang sama sekali berbeda dengan tahun lalu. Ini adalah Juve yang lain sama sekali. Sekarang kita bersenang-senang di lapangan dan itu adalah hal yang paling indah. "

Bianconeri sekarang berada diposisi atas klasemen sementara Serie A walaupun masih memiliki satu pertandingan lagi untuk dilakukan.

“Scudetto? Untuk saat ini kami hanya menatap laga selanjutnya dan berusaha untuk tak lagi tergelincir, musim lalu sangat mengecewakan dan kini kami akan membayarnya," yakin Pepe.

"Jika kami menang atas Napoli di tengah pekan nanti, maka kami akan memiliki tambahan tiga poin lagi dan hal itu sangat penting," tandasnya.

Pertandingan melawan Napoli di San Paolo seharusnya dilaksanankan pada awal bulan ini tetapi di tunda karena banjir yang melanda kota Naples.

Read More......

Serie A Pekan 13 : Lazio 0-1 Juventus

Rekor Juventus yang tak pernah kalah di Olimpico sejak 2003 menjadikan mereka tampil penuh percaya diri meski bermain di kandang lawan. Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Olimpico Roma, Minggu (27/11/2011) dinihari WIB, Juventus tampil relatif lebih dominan dibandingkan tuan rumah. Mereka mendapatkan beberapa peluang di babak pertama.

Mikro Vucinic sempat mengancam di menit keenam. Namun, tendangan jarak jauhnya belum menemui sasaran, melenceng tipis di sebelah gawang yang dikawal Federico Marchetti.

Di menit sembilan, giliran Lazio membuka peluang lewat tendangan keras Hernanes dari luar kotak penalti. Tapi, bola masih melayang di atas mistar gawang.

Beberapa menit berselang, Claudio Marchisio mengancam gawang Marchetti. Sundulannya menyambut umpan silang yang dilepaskan Stephan Lichtsteiner masih melambung di atas gawang.

Pada menit ke-16, Marchetti melakukan aksi penyelamatan gemilang dengan menepis tendangan bebas menawan Andrea Pirlo kendati dia sempat salah posisi. Tidak lama setelah itu giliran Buffon berhasil menyelamatkan gawang Juventus dari tendangan Christian Brocchi.

Lazio yang tak mau dipermalukan di depan pendukung sendiri membalas melalui usaha Cristian Ledesma dan Hernanes.Namun tendangan keduanya masih melenceng dari sasaran.

Pada menit ke-33, , Tommaso Rocchi melepaskan umpan terobosan yang tampak ditujukan kepada Hernanes. Namun, Gianluigi Buffon berhasil memotong alur umpan. Bola kemudian berada di tangan Juventus dan dari sinilah gol bermula.

Berawal dari Buffon, Juve membangun serangan balik melalui Mirko Vucinic yang kemudian diteruskan oleh Alessandro Matri yang menusuk di sektor kanan pertahanan Lazio dan memberikan umpan silang. Pepe yang luput dari pengawalan bek lawan berhasil mengirim bola ke sudut kanan bawah gawang dengan kaki kanannya. Kedudukan berubah untuk keunggulan Juve pada menit ke-34. Juve 1, Lazio 0.

Setelah tertinggal Lazio meningkatkan serangan demi menyamakan kedudukan, namun gagal saat peluang terbaik mereka yang lahir lewat Hernanes masih bisa ditepis oleh Buffon. Juve memimpin 1-0 hingga babak pertama berakhir.

Di awal babak kedua, Matri melepaskan sebuah sepakan kaki kiri dari dalam kotak penalti, namun lagi-lagi bola melenceng dari gawang. Juve belum mampu menambah keunggulan.

Di babak kedua berjalan, Lazio terlihat lebih agresif dalam menyerang. Gelandang kreatif Hernanes tampil cukup menawan dan menjadi poros serangan tim biru langit ini. Sayangnya sebuah tendangan yang dilepaskannya di menit 58, hanya membentur tiang gawang Juventus.

Hal serupa juga dialami Miroslav Klose melalui dua peluang emas, yang masih bisa diantisipasi Buffon, yang pada pertandingan itu tampil gemilang. Bahkan dia menggagalkan tiga upaya Djibril Cisse guna menyamakan kedudukan.

Juve sendiri juga mempunyai sejumlah peluang salah satunya melalui Emanuele Giaccherini yang membuat pergerakan indah yang menipu pertahanan Lazio. Tapi tendangan first timenya masih bisa diselamatkan dengan gemilang oleh Federico Marchetti. Pada menit-menit akhir pertandingan Juventus kembali mempunyai peluang untuk memperbesar keunggulan melalui Matri namun kembali tidak membuahkan hasil.

Skor 1-0 bagi kemenangan Juventus tetap bertahan hingga akhir pertandingan. Kemenangan atas Lazio ini membawa Juventus ke puncak klasemen sementara Serie A.Selama 90 menit, Lazio menguasai bola sebanyak 46 persen dan menciptakan lima peluang emas dari 12 kali usaha. Adapun Juventus melepaskan lima tembakan akurat dari 17 kali percobaan.

Susunan Pemain :

LAZIO : Marchetti; Konko, Stankevicius, Diakité, Radu; Brocchi (Gonzales 46), Ledesma, Lulic (Sculli 72); Hernanes; Rocchi (Cissé 65), Klose
Manager: Reja

JUVENTUS : Buffon; Lichtsteiner, Barzagli, Bonucci, Chiellini; Marchisio, Pirlo, Vidal; Pepe (Estigarribia 81), Matri (Quagliarella 84), Vucinic (Giaccherini 66).
Manager: Conte

Wasit: Rocchi
Kartu Kuning: Marchisio 55, Ledesma 67, Sculli 79

Read More......

Senin, 21 November 2011

Serie A pekan 12 : Juventus 3-0 Palermo

Juventus kembali ke puncak klasemen kompetisi Serie A setelah menang 3-0 atas tamunya Palermo, Minggu (20/11/2011), dan unggul selisih gol dengan Lazio.

Tim yang dijuluki "Nyonya Tua dari Turin" itu juga masih memiliki selisih satu pertandingan dan tetap sebagai tim yang masih belum terkalahkan dalam laga liga musim ini.

Sejak menit pertama, Bianconeri langsung menggempur pertahanan lawannya, Andrea Pirlo di lini tengah Juve menjadi motor serangannya.

Baru empat menit berjalan, Juve sudah mengancam. Andrea Pirlo mengirim umpan meski Giorgio Chiellini membuang peluang emas di muka gawang. Tiga menit kemudian, giliran Claudio Marchisio yang gagal memanfaatkan kans.

Pada menit sembilan, peluang tercipta bagi Palermo, yakni ketika Josep Ilicic lepas dari pengawalan dan melakukan tendangan keras dari jarak dekat, namun Buffon berhasil mengandaskan usaha Ilicic.

Empat menit berselang, giliran Fabrizio Miccoli yang coba peruntungan dengan melepaskan bola lewat sepakan kaki kanan dari luar kotak penalti. Upaya ini juga gagal karena bola belum menemui sasaran.

Juve akhirnya memimpin pada menit 20. Dari sebuah umpan silang yang dilepaskan Chiellini, Simone Pepe berhasil menyundul bola masuk ke dalam gawang Palermo.

Pada menit 30 Andrea Pirlo nyaris menggandakan keunggulan dengan tembakan dari jarak 20 yard yang melengkung melewati kiper Alexandros Tzorvas namun bola masih membentur tiang, gawang Palermo.

Semenit sebelum turun minum, Palermo melakukan serangan balik dan Buffon kembali dipaksa melakukan penyelamatan. Josip Ilicic kembali gagal memanfaatkan peluang untuk mencetak gol saat Fabrizio Miccoli membuat dia berhadapan satu lawan satu dengan kiper Gianluigi Buffon, tapi pengatur serangan asal Slovenia itu gagal menjangkau bola. Hingga turun minum kedudukan tetap 1-0 untuk keunggulan Juventus.

Di babak kedua, Juve langsung mengejutkan lawannya, pertandingan baru berjalan tiga menit, gawang Tzorvas kembali dibobol oleh Juve melalui striker tunggalnya Alessandro Matri, setelah memanfaatkan umpan terobosan dari bek sayap kanan Stephan Lichtsteiner, dengan mudah dia melepas kawalan dari Federico Balzaretti di sisi kiri pertahanan Palermo dan mampu melesakkan bola ke sudut kanan gawang kiper Palermo, Tzorvas.

Gol tersebut benar-benar mengejutkan Palermo, bahkan permainan tim yang kini dilatih oleh pelatih caretaker, Devis Mangia ini semakin tak berkembang.

Pada menit 65, Juve membuat skor jadi 3-0. Berawal dari pergerakanMirko Vucinic dari sisi kanan gawang Palermo yang menusuk ke jantung pertahanan. Kemudian Vucinic memberikan umpan ke Matri yang melalukan gerak tipu meloloskan bola dan langsung disambar oleh Marchisio untuk membuat gol ketiga Juve.

Juventus terus mendominasi laga. Mereka mampu unggul dalam penguasaan bola. Sayang, keunggulan ini tak mampu dimanfaatkan pasukan Antonio Conte tersebut untuk mencetak gol keempat mereka.

Jelang laga berakhir, Palermo beberapa kali mencoba untuk menerobos masuk ke dalam kotak penalti Juventus. Namun, upaya mereka kerap gagal oleh para pemain belakang Juventus yang tampil disiplin dalam pertandingan ini. Sampai akhir laga., skor 3-0 untuk kemenangan tuan rumah tak berubah.

Susunan Pemain :

JUVENTUS:
Buffon; Lichtsteiner, Barzagli, Bonucci, Chiellini; Vidal, Pirlo, Marchisio (Pazienza 77); Pepe, Matri (Del Piero 81), Vucinic (Quagliarella 68)
Pelatih: Conte

PALERMO:
Tzorvas; Pisano, Silvestre, Cetto (Della Rocca 59), Balzaretti; Barreto, Bacinovic, Migliaccio; Ilicic, Bertolo (Zahavi 46); Miccoli.
Pelatih: Mangia

Wasit: Bergonzi
Kartu Kuning: Balzaretti 46, Pisano 85.

Read More......

Jumat, 18 November 2011

Wawancara Del Piero Dengan 'El Pais'

Ini adalah musim perubahan di Juventus. Pekerjaan manajemen kami telah membuahkan hasil, kami memiliki stadion baru yang indah, Conte telah kembali dan membawa kembali keberanian dan organisasi permainan taktis. Tim ini melakukan dengan sangat baik di Serie A. Namun, ada kesedihan yang akan datang pada akhir musim ini 2011-12. Karena sesungguhnya, mungkin akan menjadi salah satu yang terakhir dari pemain yang paling ikonik dan perwakilan klub yang pernah ada.

Hal ini mungkin mengapa Alessandro Del Piero telah memilih pers asing, surat kabar Spanyol El Pais, untuk wawancara ini. Mungkin karena semua orang di semenanjung Italia sudah tahu tentang masa kecilnya, idolanya, saat-saat kemuliaan, kesedihan, kegembiraan. Atau mungkin juga pertanyaan yang diajukan kepadanya, mungkin tentang sesuatu yang lain daripada konferensi pers oleh Andrea Agnelli awal bulan ini.

Sepotong bacaan yang sepenuhnya diterjemahkan oleh JuventiKnows, yang membawa angin nostalgia ke Turin dan di seluruh dunia. Hanya beberapa kata, lambang kebesaran seorang pria yang kita punyai (dan masih memiliki, untuk sementara sedikit lebih lama) memimpin klub tercinta kita.

Ini hari yang cerah dan indah di Turin. Ini Kamis. Semua pergi untuk pertandingan internasional dengan Tim Nasional mereka. Tidak termasuk Alessandro Del Piero, saat ini Dia menjadi starter dalam latihan pertandingan Juve vs Savona. Dia tidak menggiring bola & berlari seperti biasa, tetapi sunnguh indah melihat dia berjuang untuk setiap bola. Para pemain lawan menunggu berakhirnya babak pertama untuk sebuah kesempatan berfoto dengan dia.

Saat ini Del Piero berusia 37 tahun, dan selama 18 tahun ia habiskan di Juve. Ini akan menjadi musim terakhirnya di Turin. Ketika kami menunjukkan kepadanya foto ketika masa kanak-kanak, ia berpose dengan bola yang hampir sebesar dia, ada cahaya yang terlihat berbeda di matanya.

Apakah Anda ingat di mana Anda berada dalam foto itu?
"Ya, aku ingat benar, ini adalah di belakang rumah saya. Aku bahkan belum berumur satu tahun . Anda jelas bisa mengatakan apa yang ingin saya lakukan ... Ini gambar yang selalu saya ingat. Juga karena di teknologi dan pada masa kini, sudah tidak banyak gambar seperti ini. "

Apakah Anda menyimpan bola sepak, atau sesuatu yang lain dari masa itu?
"Bola sepak, saya tidak menyimpannya. Tapi aku masih menyimpan poster yang ada di dinding kamar saya. Dan tiga piala yang saya menangkan di turnamen bocce pada musim panas. Piala pertama saya adalah dari bocce, bukan dari sepak bola. "

Anda suka bermain bocce?
"Ya, karena aku sendirian di pantai dan juga sangat pemalu. Terasa sangat sulit untuk bersama di sekitar anak-anak lain. "

Apa poster yang Anda miliki?
"Poster-poster Juve, Platini dan penyanyi yang sering saya dengarkan lagunya bersama dengan saudara saya, dan kita berbagi kamar. Kami mendengarkan Michael Jackson, Genesis, U2, Dire Straits ... Saya juga memiliki sepeda yang fantastis yang saya beli bersama dengan saudara saya ketika aku masuk ke kelas satu. Saya menggunakannya seperti sebuah sepeda motor. "

Bagaimana Anda berubah setelah bertahun-tahun?
"Saya lebih percaya diri dan telah belajar untuk mengatasi sedikit rasa malu saya. Tapi aku masih seorang anak negeri ini [Veneto]:. Sangat pendiam dan pragmatis "

Apakah Anda pernah memiliki sebuah album stiker?

"Tidak, itu terlalu mahal. Kami tidak memiliki banyak uang. Aku hanya meminta ibu saya untuk membelikan saya beberapa stiker saja. Aku menempelkannya pada sepeda saya. "

Ayahmu adalah seorang tukang listrik, ibu Anda seorang wanita pembersih. Jika bukan sepak bola, apa yang akan Anda pilih?
"Aku tidak punya gagasan sedikit pun. Aku ingat satu hari, di kelas kami harus memilih profesi dan saya memilih tiga: listrik, seperti ayah saya, sopir truk, karena aku suka bepergian, dan masak, karena saya suka makan. Impian saya adalah menjadi pemain sepak bola, tapi saya tidak pernah menuliskannya.

Apa yang membuat Anda bersemangat?
"Selain melihat anak-anak saya tumbuh dewasa , olahraga prestasi pada umumnya dan beberapa film ."

Olahraga Prestasi terakhir yang Anda sukai?
"Saya mengikuti Piala Dunia Rugby,namun pada saat pertandingan final saya tidak bisa menyaksikannya karena kami harus berlatih pada hari itu. Lagu kebangsaan nasional, persiapan pertandingan ... itu membuat saya merinding. "

Apakah Anda menonton olahraga di TV?
"Tentu saja, setiap kali saya bisa dan setiap kali mereka (anak-anaknya) membiarkan aku ... Karena anak-anak saya suka menonton 'Dora the Explorer' dan 'Teletubbies' ..."

Apakah anak-anak Anda tidak terlalu banyak menonton televisi ?
"Tidak ada bahaya tanpa itu. Tapi setengah jam TV kita berikan kepada mereka? Mungkin itu akan diberkati! "

Saat masih anak-anak, berapa jam yang Anda habiskan bermain sepak bola jalanan ?
"Sebanyak PR saya (saya menyelesaikannya secepat mungkin) dan pada siang hari jika diizinkan. Pada musim dingin , terutama di Utara, siang hari lebih panjang dan matahari biasanya tenggelam pada pukul 4:30 sore. Tanpa cahaya, orang tua kita tidak akan membiarkan kami keluar. Untuk alasan itu saya sering bermain sendiri di jalan, di pedesaan, di rumah. Ketika malam datang, ayah saya membawa mobil keluar dari garasi untuk memberi saya ruang bermain. Pada musim panas aku menjadi lebih gila lagi. Aku hanya pulang untuk makan malam. "

Apa nasehat ibumu yang paling anda ingat?

"" Hati-hati, jangan berkeringat,jangan lari... '. Dan aku katakan pada Beliau: "Tapi Ibu, buat apa keluar jika saya tidak dapat berlari? '. Ketika saya berusia 13 dan mulai bermain dan bepergian ke Padova (saya harus naik kereta api 2 kali), Beliau ingatkan kepada saya untuk tidak berbicara dengan orang asing. "

Sepatu pertama Anda?
"Adidas Littbarski yang saya terima pada ulang tahun saya. Saya sangat menyukainya. "

Dengan siapa kau pernah meminta tanda tangan?
"Saya tidak berpikir saya bisa memintanya, aku sangat pemalu! Sejujurnya aku tidak tahu apa yang akan lakukan dengan tanda tangan tersebut. Bagi saya, kebahagiaan sejati bisa melihat idola saya, tetapi seumur hidup saya tidak satupun dari Juve, Platini, Bono atau U2 yang pernah melewati San Vendemmiano [kota kelahirannya, populasi: 10.000]. "

Apakah pelatih pernah melarang Anda untuk menggiring bola?
"Tidak, Saya mempunyai guru yang sangat baik. Saya ingat pujian pertama untuk saya masih terasa seperti kemarin saja. Aku mempunyai celana pirus yang bagus. Suatu hari, aku bermain sepak bola bersama dengan tim lokal saya dan pelatih memberi kami latihan teknis : membawa bola atas dan bawah, cepat, dengan banyak sentuhan dengan kaki kanan dan kiri. Aku harus melakukannya dengan baik karena pelatih berkata, "Bagus sekali anak-anak, seperti itu, lakukan seperti anak yang bercelana pirus itu. 'Itu sangat berkesan bagi saya. Dia adalah pelatih pertama saya, seseorang yang tahu apa yang penting pada usia muda adalah belajar untuk bersenang-senang dan semangat untuk membangun tim. "

Mazzola selalu berkata bahwa menggiring bola adalah sesuatu yang disukai di Italia.
"Saya suka melihat dribble bola yang bagus, tapi pemain jenius tidak hanya datang dari mengetahui bagaimana untuk menggiring bola, bertahan , atau membuat skor. Melainkan, adalah mengetahui untuk memilih tindakan yang benar. Bagian yang sulit adalah berpikir dalam hal apa yang tim Anda butuhkan. "

Hari ini kami melihat Anda meluncur ke tanah dalam rangka untuk mendapatkan bola kembali ... Bagaimana Anda masih bisa melakukannya pada usia 37 tahun?
"Karena saya tidak merasa seperti seorang pria yang berumur 37 tahun. Aku masih didorong oleh hasrat terhadap benda bulat yang mereka sebut bola. Ada kalanya Anda harus mampu melakukan setiap dan dengan segala sesuatu, bahkan jika harus meluncurkan diri ke tanah untuk mengambil bola, atau lari karena Anda perlu menjalankan. Tidak apa-apa, dan aku sangat senang untuk memiliki semua ini dalam diriku. "

Apa yang sudah sepakbola berikan kepada anda?
"Semua yang saya inginkan telah terwujud. Itu secara sistematis malam memeluk saya ketika saya akan tidur. Ini telah membuat saya memenuhi impian saya. "

Bagaimana pertandingan terlihat dari bangku cadangan?
"Sungguh buruk. Kebanyakan bangku cadangan membeku. Oh tidak, itu benar-benar jauh lebih baik untuk berada di lapangan. "

Apakah itu berat bagi Anda?
"Anda mempersiapkan diri untuk bermain, Anda ingin bermain. Jika Anda tidak bisa, Anda tidak bahagia. Tapi Anda juga tahu bahwa itu adalah semua tentang manajemen tim. "

Seorang teman yang Anda miliki dalam sepak bola?
"Di Livio.

Gol yang paling membuat Anda berteriak?
"Yang di Jerman vs Italia di Piala Dunia 2006. Atau salah satu dari Tokyo 96.

Memenangkan Piala Dunia adalah sensasi terbesar?
"Ya. Saya memenangkannya di usia 32 tahun setelah menghabiskan 14 tahun sebagai protagonis. Untuk mendapatkan hasil seperti itu, tanpa memiliki keterbukaan yang Anda miliki ketika Anda pertama kali mulai bermain, itu memberikan Anda kepuasan lebih. "

Pertahanan yang paling memberi Anda masalah?
"Cannavaro, Nesta dan Thuram. Sangat menjengkelkan untuk bermain melawan mereka karena kemampuan antisipasi mereka. "

Stadion yang terkesan paling Anda?
"Untuk emosi dan untuk apa yang mewakili dalam karir saya, Bernabéu selalu dihati saya. Tepuk tangan dari orang-orang distadion yang ditujukan kepada saya [pada November 2007, ketika ia mencetak dua gol] adalah serasa seperti memenangkan piala. Juga Old Trafford, yang selama bertahun-tahun telah menjadi lambang sepak bola, belum lagi suasana Glasgow dan Anfield. Aku menggigil walau hanya berpikir tentang hal itu. "

Terakhir kali Anda menangis?
"Aku tidak bisa menangis bahkan ketika ayah saya meninggal. Aku hanya tidak bisa berkata-kata. Aku berharap dia ada di sini sekarang sehingga saya bisa berterima kasih atas apa yang dia ajarkan kepada saya tanpa menyadarinya. "

Anda menandatangani kontrak untuk Juventus pada Juni 1993. Bagaimana markas klub saat itu?
"Indah. Terletak di Piazza Crimea saat itu, sebuah alun-alun kecil di Turin, di dalam rumah dari tahun 1800-an yang tampak seperti benteng. Berasal dari sebuah kota kecil dan itu semua terasa sangat baru dan besar bagi saya ... "

Waktu yang terasa paling berat dan paling sulit bagi Anda?
"Tahun pertama saya di Padova. Saya adalah seorang anak kecil jauh dari orang tuanya. Terasa sulit bisa menyatu. Aku tinggal di sebuah rumah yang dipenuhi dengan tempat tidur saja. "

Yang paling berkesan bagi Anda, antara Lippi, Capello, Trapattoni dan Ancelotti?
"Mungkin, Lippi, karena dia adalah pelatih saya lebih lama dari yang lainnya dan karena dengan dia saya telah memenangi segalanya. Saya telah bekerja dengan dia dengan 360 derajat. "

Ketika Anda datang ke Juve Anda menemukan Vialli, Ravanelli, Baggio ... apa saran yang mereka berikan Anda?
"Saya tidak berbaur dengan mereka. Saya lihat itu semua melalui mata seorang anak kecil. Apa yang saya lakukan adalah mengamati dan melihat. Alasan saya belajar begitu banyak adalah karena aku telah menghabiskan hidup saya untuk mengamati. "

Bagaimana Inzaghi, Vieri dan Trezeguet?
"Inzaghi mencetak gol bahkan ketika dia tidak mau. Dia berbalik, bola datang kepadanya dan ... bum! Golll. Vieri perwujudan kekuatan. Trezeguet memiliki cara yang indah untuk menembak. Dia sangat tinggi. Melihat dia tampaknya tidak memiliki koordinasi. Pada kenyataannya, ia memiliki tendangan yang luar biasa. "

Ibrahimovic mengatakan dia hampir berkelahi dengan Guardiola. Seperti apa dia sewaktu di Turin?
"Dia hampir berkelahi dengan pemain lain."

Dengan Anda?
"Nooo! Aku akan menendang pantatnya. (Tertawa) Zlatan sehari-hari, adalah orang yang tenang tapi dia sangat penuntut. Dia ingin melakukan yang terbaik dan orang lain pun melakukan hal yang sama. "

Anda mewarisi # 10 dari Baggio. Apakah dia pemain terbaik yang pernah bermain bersama Anda?
"Ya. Seiring dengan Zidane. Dan Jugovic. Tapi Zizou dan Baggio, secara teknis, menyenangkan untuk ditonton. "

Di mana Anda ingin menyelesaikan karir Anda?
"Ini bukan sesuatu yang ingin saya jawab. Saya ingin mengakhiri karir saya dengan ketenangan. Apa yang akan terjadi ... terjadilah. "

Berapa lama Anda akan bermain?
"Sampai aku berusia 40."

Bagaimana tubuh Anda telah berubah begitu banyak?

" November 8, 1998. Aku mengalami cidera dan harus beristirahat selama 12 bulan, selama 4 bulan aku harus memakai kruk untuk berjalan. Ini mengubah karir saya dan membuat saya menjadi pemain yang lebih baik lagi. Sebelumnya saya adalah orang yang kuat, cepat, mempunyai teknis bagus, hanya mengikuti insting saja. Kemudian saya terlalu lemah untuk itu, sekarang saya mencoba untuk menemukan keseimbangan. "

Bagaimana perasaan Anda duduk di depan pengadilan dengan tuduhan Anda memakai doping?

"Saya merasa marah dan bingung. Ini adalah pengadilan yang tidak memiliki alasan untuk ada. Dan itu banyak yang telah terbukti. Bagi saya, sepak bola adalah permainan 11 vs 11 dimainkan di lapangan hijau. "

Apakah ada yang Anda sesali?
"Tidak, tapi aku mungkin suka mengulang beberapa game lama saya dengan pikiran yang saya miliki saat ini. Namun Saya senang atas semua yang telah terjadi padaku. "

Read More......

Selasa, 15 November 2011

Agnelli : “Del Piero tetap prioritas utama bagi Juventus”

Untuk pertama kalinya, Andrea Agnelli secara terbuka berkomentar tentang kritik yang ia terima dalam mengumumkan bahwa Alessandro Del Piero akan meninggalkan Juve pada musim ini . Menurut presiden Juventus itu, media sudah salah mengartikan omongannya dan menegaskan tak ada perselisihan di antara mereka.

Beberapa waktu lalu Agnelli mengatakan jika musim ini adalah yang terakhir bagi Del Piero mengenakan seragam 'hitam putih'. Manajemen klub memang sudah tak lagi merencanakan memperpanjang kontrak Del Piero.

Keputusan yang mana mengundang kritik dan protes dari fans dan berbagai pihak, karena Juve dianggap tidak menghargai jasa-jasa pesepakbola 37 tahun itu, yang sudah dianggap sebagai legenda klub.

Menurut Agnelli, Del Piero tetaplah prioritas utama bagi Juventus dan jika memang si pemain menginginkan tetap berada di klub itu, maka Bianconeri akan selalu membukakan pintu.

“Kalian memberikan interpretasi yang berbeda terhadap apa yang saya sampaikan di pertemuan para pemegang saham. Pada dasarnya, kami telah bersepakat bahwa kontrak itu telah ditandatangani pada tahun lalu. Keinginan saya hanyalah memberinya penghargaan yang sebaik mungkin," tutur Agnelli seperti dilansir Football Italia.

"Saat ini aku sedang di Parma. Kami membuka stadion baru dan ada sebuah memori spesial saat melawan Parma, itu adalah musim pertamanya bersama Juventus, dia mencetak hat-trick dan ia merayakan masing-masing gol tersebut bersama pemain yang memberinya umpan," sambungnya.

"Well, semua itu sudah memperlihatkan pemain seperti apa dia. Alessandro adalah bagian dari sejarah Juventus dan pintu klub serta ruanganku akan selalu terbuka untuknya. Del Piero dan Juventus itu satu dan hanya bisa disamakan dengan dia, Boniperti, Platini dan beberapa pemain lainnya," pungkasnya.

Read More......

Buffon Akan Menyamai rekor Zoff

Laga Italia melawan Polandia, Jumat (11/11), membuat Gianluigi Buffon mampu menyamai torehan caps milik kiper legendaris Italia, Dino Zoff.
Zoff yang menjadi kapten Italia saat menjuarai Piala Dunia 1982, mengoleksi 112 caps sepanjang kariernya di timnas. Kini, Buffon bakal menyamai rekor itu jika ia diturunkan dalam laga persahabatan lawan Uruguay di Roma, Selasa (15/11).

“Saya pertama kali melihat Gigi saat dia berusia 19 tahun dan bermain bersama Parma. Anda bisa langsung paham dia memiliki kemampuan fantastis. Namun ketika melihat seseorang dalam umur itu melakukan debut, Anda tak akan membayangkan dia akan melampaui 100 penampilan,” ungkap Zoff.

“Bisakan ia bermain hingga melewati Piala Dunia 2014? Itu bergantung pada kondisi fisiknya. Dalam beberapa tahun terakhir ia mengalami sejumlah masalah, tapi jika ia bugar kembali maka saya tak melihat itu sebagai hal yang mustahil. Italia memiliki kiper berbakat seperti Morgan De Sanctis, Salvatore Sirigu, dan Federico Marchetti. Namun Buffon adalah sebuah jaminan,” tambahnya

“Namun, ia tidak akan bisa mengalahkan rekor saya untuk 330 penampilan beruntun saya bersama Juventus," lanjutnya

Sampai saat ini Zoff masih tercatat sebagai kiper pengoleksi caps terbanyak di Juventus dengan 330 penampilan. Sedangkan hingga kini Buffon baru mengoleksi 296 bersama klub berjulukan I Bianconeri itu. Dengan usia yang sudah menginjak 33 tahun,d an kondisi rentan cedera, Buffon diragukan bisa mencapai koleksi milik Zoff.
Sementara itu Buffon mengawali debut bersama timnas pada 1997. Sampai sekarang, dia sudah 111 kali membela "Gli Azzurri".

"Baru dua atau tiga tahun lalu aku mulai sadar bisa menyamai, bahkan mengalahkan rekornya (Zoff). Namun, ketika aku menjalani debut bersama timnas Italia pada 1997, pencapaian ini masih sebuah mimpi," kata Buffon.

Secara teknis, saya selalu ingin seperti Zoff. Ia maestro sejati dan menjadi acuan bagi kiper yang mengikutinya, Zoff adalah legenda sejati. Aku sangat bangga bisa menyamai rekornya," tambahnya.

Pada pertandingan persahabatan lawan Polandia, Jumat (11/11/2011), Buffon juga tampil gemilang. Dia menjaga gawangnya tetap perawan. Salah satunya dengan menggagalkan tendangan penalti Polandia.

"Aku sudah menggagalkan beberapa tendangan penalti lawan. Aku melakukannya pada Piala Dunia 2002 dan Piala Eropa 2008. Aku tak melakukannya dalam Piala Dunia 2006. Namun, aku berharap melakukan beberapa penyelamatan penting untuk Italia. Mungkin pada Piala Eropa 2012 nanti," ujarnya.

Read More......

Kamis, 03 November 2011

Nedved : " Del Piero belum akan pensiun "

Alessandro Del Piero tidak akan gantung sepatu di akhir musim ini. "Dia ingin terus bermain sampai usia 40," kata Pavel Nedved.

Juventus telah menegaskan bahwa musim ini akan menjadi musim terakhir sang nomor 10 di klub yang dibelanya sejak tahun 1993.

Del Piero, saat ini hampir berusia 37 tahun, dan sampai hari ini Dia telah bermain selama 197 menit di laga Serie A untuk musim ini saja dan Nedved, seorang direktur klub dan mantan rekan setimnya, masih ingin melihat sang kapten bermain lebih lama lagi.

"Saya tidak berpikir bahwa Del Piero akan melewati masa terbaiknya. Aku tahu, dia seorang juara dan selalu ingin bermain .

"Sejujurnya saya tidak tahan melihat seorang juara seperti dia di bangku cadangan atau menonton pertandingan dari tribun. Juara seperti dia perlu untuk mengakhiri karir mereka di kaki mereka, yaitu bermain.


"Saya benar-benar peduli padanya. Dia telah melakukan banyak hal bagi kami dan itu menyedihkan bagi saya melihat dia tidak bermain. Tapi itu adalah salah satu keputusan yang harus dia terima.

"Saya telah berbicara kepadanya dan dia ingin terus bermain sampai ia berumur 40 tahun ..."

Sementara Del Piero dengan perjuangannya, Sang Nyonya Tua tercinta nya tampaknya sudah menjadi pesaing serius Scudetto pasca-Calciopoli.

"Semua orang tampaknya berpikir bahwa Juventus saat ini memimpin di klasemen adalah sesuatu yang spesial, tapi bagi saya itu adalah hal yang normal," kata mantan pemain Lazio. "Kami sudah terbiasa dengan hal itu, tapi jangan berhenti di sini.

"Scudetto ? Sekarang masih sulit untuk menentukan tujuan, karena kita masih berada pada tahap pertengahan.

"Sejauh ini saya senang dengan apa yang telah dicapai Pelatih Antonio Conte dan para pemain, tetapi dalam rangka untuk mencapai kemenangan kita harus terus meningkatkan kinerja dan bahkan harus lebih.

"Yang penting adalah apa yang terjadi pada akhir musim. Dan kita harus melakukan segala kemungkinan untuk memastikan bahwa kami berada di puncak klasemen di akhir Mei. "

Meskipun Conte tampaknya tidak memiliki ruang terlalu banyak dalam rencananya untuk Del Piero, Nedved terkesan dengan pelatih tersebut.http://www.blogger.com/img/blank.gif

"Saya telah terkejut dengan hasil dari yang Conte lakukan di tim meskipun aku tahu dia adalah seseorang yang istimewa.

"Dia telah memberikan ke tim mentalitas pemenang dan karakternya. Aku pernah bermain bersama dia, tetapi saya tidak akan pernah menduga bahwa ia sangat penuh dengan pengetahuan, dia dan stafnya.

"Saya sering pergi untuk menonton dia di Vinovo, selama pelatihan, dan dia bekerja sangat keras.

Sumber : www.football-italia.net

Read More......

Trezeguet : “Scudetto target realistis untuk Juventus”

David Trezeguet mengatakan bahwa ia tidak terkejut jika mantan klubnya, Juventus bisa meraih scudetto akhir musim nanti.

Sejak tersandung masalah Calciopoli, 2006 silam, Juventus memang kesulitan untuk bisa kembali meraih gelar. Tapi, hal itu telah berubah. Juve sudah kembali perkasa dan berpotensi meraih titel juara di musim ini.

Sampai dengan giornata 9, Juve menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan dan bercokol di pucuk klasemen Seri A dengan poin 19.

"Saya selalu mengikuti perkembangan Juventus,"," kata Trezeguet, yang meninggalkan Nyonya Tua pada musim panas 2010, Gazzetta dello Sport.

"Saya dapat katakan kepada Anda bahwa gelar Serie A merupakan target yang realistis untuk Juve, karena Conte bekerja dengan sangat baik." ujar Trezeguet kepada Gazzetta dello Sport.

Trezeguet menilai faktor pendukung kebangkitan Juve tak hanya terletak pada Conte. Menurutnya, penampilan apik Andrea Pirlo juga memberikan perbedaan pada penampilan tim asal Turin ini.

"Kehadiran Andrea Pirlo juga memberikan perbedaan signifikan di lini tengah.Disamping itu anda juga harus mengakui bahwa pesaing Juventus masih bergerak cukup lambat,," lanjut salah satu punggawa Perancis peraih Piala Dunia1998.

Read More......

Rabu, 02 November 2011

Lippi Yakin Dengan Kekuatan Juventus

Juventus kini memiliki sarana untuk bersaing dalam perburuan gelar Serie A, kata mantan bos La vecchia Signora, Marcello Lippi.

Saat melatih Juventus, lippi pernah memenangkan lima kali gelar scudetto dan musim 2002-2003 merupakan Scudetto yang terakhir diraihnya bersama Bianconero.

"Juventus menunjukkan kekuatan mental dan determinasi ," kata Lippi dalam wawancara dengan Corriere dello Sport.

"Juve telah kembali setelah waktu yang cukup lama, sementara Milan kembali ke performa terbaik mereka setelah berjuang di pra-musim.

"Kedua tim tersebut akan berjuang untuk gelar juara Serie A sampai akhir."

Pelatih peraih juara Piala Dunia 2006 itu juga menambahkan bahwa ia percaya kepindahan Andrea Pirlo dari Milan pada musim panas adalah sebuah langkah yang sangat penting.

"Juve membutuhkan pemain seperti Pirlo, seorang pemain yang memiliki kelas, kepribadian dan ketenangan," lanjut Lippi.

"Pirlo penting, sangatlah penting. Namun, metamorfosis dari Bianconeri tidak dapat dijelaskan dengan hanya satu pemain atau satu formasi saja ...

"Ada banyak faktor beragam yang bisa membuat perbedaan, seperti stadion. Saya berpikir bahwa banyak pemain yang mengerti seperti apa Juventus yang sebenarnya pada saat upacara pembukaan Juventus arena tersebut.

"Mereka telah menjadi tim yang kompetitif lagi dan saya berharap mereka bisa mendapatkan kembali kemenangan. Setelah semua itu, sepak bola merupakan sebuah siklus. " tutup pelatih yang juga pernah menangani Napoli.

Read More......